Liputan6.com, Yogyakarta - Pelatih Pusamania Borneo FC (PBFC), Kas Hartadi, mengakui anak-anak asuhannya sempat tertekan kala melawan Arema Cronus di laga pamungkas Grup E babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman, Selasa (22/12/2015).
Dalam laga itu, Pesut Etam kalah lewat drama adu penalti usai bermain 2-2 selama 90 menit di Stadion Maguwoharjo, Sleman.
Kas Hartadi beralasan, anak-anak asuhannya tertekan, khususnya di babak pertama karena kehilangan sejumlah pemain inti. Beberapa pemain utama PBFC sengaja diistirahatkan demi mendapat kondisi fisik yang bugar di semifinal.
Baca Juga
- Drama Adu Penalti Menangkan Arema
- Terdepak dari PJS, Surabaya United Segera Rekrut Pemain Baru
- Mengintip Istana Megah Cristiano Ronaldo
Advertisement
“25 menit pertama kita tertekan karena kita simpan lima pemain inti kami dan memainkan para pemain yang jarang diturunkan. Tapi, itu hanya sulit di awal, selebihnya kita bisa menguasai,” jelas Kas dalam konferensi pers di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Selasa (22/12/2015).
“Ini bukan berarti ada gap yang besar antara pemain inti dan cadangan, masalahnya di babak 8 besar ini kita harus lolos dulu,” lanjutnya.
Keputusan Kas Hartadi memilih Diego Michiel sebagai penendang dalam adu penalti sempat dipertanyakan. Terlebih, selama latihan, full-back berdarah Belanda itu kerap gagal saat mencoba mengambil tendangan penalti.
“Diego dipilih karena tidak ada pilihan lain. Ade Jantra cedera. Disayangkan memang Diego tidak masuk penaltinya, padahal kita bisa derby Kalimantan. Tapi tidak apa-apa, pemain sebesar Roberto Baggio pun gagal tendang penalti,” terangnya.