Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya disebut-sebut sebagai salah satu target penyerangan kelompok terorisme belakangan ini. Namun, gaya beraksi para teroris Indonesia dinilai masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya dengan menggunakan bom.
"Teroris kita tak akan bisa beraksi dengan cara serangan tembakan seperti di Prancis. Metode yang dilakukan teroris Indonesia pasti dengan metode bom," kata pengamat terorisme Mardigu WP saat dihubungi di Jakarta, Rabu (23/12/2015).
Untuk menghadapi ancaman teror, Polda Metro Jaya memiliki 3 anjing pelacak bahan peledak (bom). Dua ekor sudah dapat dikategorikan ahli dalam menemukan bahan berbahaya tersebut. Sementara satu ekor lagi baru selesai dilatih dari training center.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini diungkapkan oleh Pjs Kanit Polisi Satwa Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya Aiptu Mariaman Saragih.
"Kami punya 3 anjing pelacak andal. Dua sudah memiliki jam terbang, kalau satu ekor lagi baru selesai dilatih anjingnya," jelas Mariaman.
Saragih mengaku, sebenarnya Polda Metro Jaya kekurangan anjing pelacak bom. Pihaknya selama ini selalu meminta bantuan Direktorat Polisi Satwa Polri karena memiliki banyak anjing sejenis.
"Sebenarnya kurang. Untungnya dekat Mabes Polri jadi kami dibantu anjing-anjing dari sana. Punya mereka kan lebih banyak," ujar Saragih.
Untuk mengakali keterbatasan jumlah anjing ini, Saragih menerapkan sistem patroli pelacakan bom. Di mana anjing tersebut diajak berkeliling dari tempat ke tempat untuk memastikan tak terdapat bom di lokasi tersebut.
"Alternatifnya, kami lakukan pemeriksaan keliling semacam patroli. Jadi anjingnya tak hanya menetralkan satu lokasi," terang Saragih.
Mendekati ibadah malam Natal dan perayaan Natal, Saragih mengaku, sudah banyak gereja yang meminta disterilisasi. Contohnya Gereja Katedral yang rencananya akan disterilkan pada Kamis besok 24 Desember 2015. (*)