Liputan6.com, Jakarta - Cassini, wahana antariksa milik NASA beranjak menjauhi Enceladus -- Bulan penuh es di dekat planet Saturnus. Para ilmuwan yang terlibat misi ini pun merasa senang campur haru atas berakhirnya misi yang sukses ini.
Cassini menggenapi pertemuan jarak dekat yang ke-22 kalinya dengan Enceladus, dan mengirimkan hasil foto Bulan tersebut yang diambil dari jarak 3.106 mil atau sekitar 4.998 km, pada 19 Desember kemarin.
"Kami sedih harus mengakhiri pengamatan jarak dekat dunia es yang menakjubkan ini," ungkap Linda Spilker, ilmuan proyek misi ini di Jet Propulsion Laboratory (JPL) milik NASA di Pasadena, California.
"Cassini telah membuat begitu banyak penemuan mencengangkan tentang Enceladus, akan tetapi masih banyak sekali yang harus dilakukan untuk menjawab pertanyaan penting ini, ‘Apakah dunia lautan kecil ini menyimpan kehidupan?'," tambah Linda lagi lewat situs web NASA, seperti dikutip dari Fox News, Rabu (23/12/2015).
Baca Juga
Advertisement
Cassini memiliki sejarah panjang selama 1 dekade bersama Enceladus, dan sudah memberikan informasi sedari awal misinya. Segera setelah tiba pada 2005, pesawat ini menemukan aktivitas geologi yang menginspirasi para ilmuwan untuk mengubah misinya -- memaksimalkan jumlah dan kualitas penerbangannya melintasi Enceladus.
Wahana ini juga menemukan material yang memancar dari patahan hangat di dekat permukaan Enceladus.
Pada tahun 2014, bukti-bukti adanya permukaan bawah laut ditemukan, dan tahun ini, revisi data yang ada sekali lagi menyatakan kalau Bulan ini memiliki lautan luas.
"Terbang lintas Enceladus terakhir ini menimbulkan perasaan sukses dan sedih sekaligus," kata Manajer Proyek Cassini, Earl Maize, di JPL milik NASA dalam sebuah rilis pers di situs web NASA.
"Meskipun kami sedih harus mengakhiri terbang lintas jarak dekat ini, kami telah meletakkan batu penjuru pada dekade luar biasa dalam penyelidikan salah satu objek paling menarik di tata surya," jelas Earl Maize.
Wahana luar angkasa tersebut tetap akan memantau Enceladus hingga misi ini berakhir pada September 2017 nanti, namun pada jarak yang diperkirakan paling sedikit 4 kali lipat dari jarak sebelumnya.
Misi Cassini-Huygens ini adalah proyek kerjasama antara NASA, ESA (Badan Antariksa Eropa) dan Badan Antariksa Italia.