Liputan6.com, Takalar - Warga Desa Barugaya, Kecamatan Polong, Bangkeng Utara, Takalar, Sulawesi Selatan, dihebohkan dengan penemuan ular piton. Hewan reptil itu memiliki panjang 8 meter dengan bobot 80 kilogram.
Sebagian warga pun berkeyakinan ular tersebut sebagai penangkal bala, terutama gempa bumi. Karenanya dukun setempat meminta warga untuk tidak membunuhnya.
"Malam harinya sudah terjadi gempa bumi dan bukan yang pertama di Takalar. Karena sebelum Selasa malam, Takalar belum lama ini juga dilanda gempa bumi. Malah jika dibunuh pasti akan ada petaka," ucap dukun, Dg Ke'nang ketika dihubungi Liputan6.com, Makassar, Rabu (23/12/2015) malam.
Gempa bumi 4,7 SR memang dirasakan warga Kota Takalar dan sekitarnya pada Selasa 22 Desember 2015 pukul 21.50 Wita. Gempa itu berpusat di laut 63 kilometer barat laut Takalar, dan lintang bujur: 5.33 LS 118.95 BT.
Baca Juga
Advertisement
Dg Ke'nang meminta warga agar ular pemangsa anak ternak itu diamankan. Warga dapat mengandangkannya di tempat yang aman.
"Kalau ditangkap lalu diamankan di kandang ternak rumah warga tidak apa-apa, asal jangan dibunuh karena alasan membahayakan nyawa manusia. Sebab jika dibunuh, maka yakin akan terjadi apa-apa lagi di Takalar ini," jelas Dg Ke'nang.
Seorang warga Barugaya, Dg Ruppa menyebutkan bahwa sejak penemuan ular piton, suasana Desa Barugaya menjadi ramai. Banyak warga dari berbagai penjuru daerah datang untuk melihat ular tersebut.
Bahkan, kata dia, ada warga yang datang sengaja membawa seekor ayam hitam. Konon, itu akan dijadikan sebagai penolak bala.