Hikmah Maulid Nabi dan Natal, Memupuk Toleransi di Balik Jeruji

Perayaan dilakukan dengan mendengarkan ceramah bergantian.

oleh Andrie Harianto diperbarui 26 Des 2015, 03:50 WIB
Tahanan sel Polres Kutai Barat, Kalimantan Timur merayakan Maulid Nabi dan Natal (Andry Haryanto/Lipuan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Momen Natal dan Maulid Nabi 2015 jatuh berdekatan. Adalah hak setiap orang untuk merayakan 2 hari besar tersebut. Termasuk para tahanan di sel Polres Kutai Barat, Kalimantan Timur.

"Kami ingin memanusiakan manusia. Walau mereka tahanan, namun apa yang menjadi hak mereka akan kita berikan, termasuk hak untuk merayakan Natal juga memperingati maulid Nabi Besar Muhammad SAW," kata Kapolres Kutai Barat Ajun Komisaris Besar Hindarsono, melalui pesan tertulis kepada Liputan6.com, Jumat (25/12/2015).

Perayaan digelar sederhana. Tidak ada ornamen layaknya Natal di rumah-rumah atau gereja. Begitu pula dengan tahanan muslim yang merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Perayaan dilakukan dengan mendengarkan ceramah bergantian. Meski sederhana, suasana khidmat begitu terasa.


Dalam sambutannya, Kapolres Hindarsono berharap tahanan dapat memaknai Natal dan Maulid Nabi sebagai momentum agar bisa lebih baik lagi di mata Tuhan, dan tentu saja pribadi yang tidak melanggar hukum.

Sementara itu, ustaz yang memberikan ceramah berpesan agar para tahanan senantiasa memperbaiki diri dan tidak putus asa karena masuk penjara.

"Penjara bukan akhir segalanya. Manfaat untuk banyak ibadah dan memperbaiki diri," nasehat ustaz.

Sementara di ruang sebelah, terdengar suara pastur yang tengah berdoa bersama jemaat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya