3 Kemarahan JK Selama Jadi Wapres

Sosoknya yang murah senyum membuat dirinya dianggap sebagai orang yang tak pernah marah. Namun begitu, ia juga pernah marah. Kapan itu?

oleh Luqman RimadiSilvanus Alvin diperbarui 26 Des 2015, 15:02 WIB
Wapres Jusuf Kalla di rumah dinas Wakil Presiden, Jakarta (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla dikenal sebagai sosok yang ceplas-ceplos saat berkata. Sosoknya yang murah senyum membuat dirinya dianggap sebagai orang yang tak pernah marah.

Namun jangan salah sangka dulu, pria yang biasa disapa JK ini juga manusia yang tak lepas dari rasa marah. Setidaknya hal itu terekam dalam beberapa momen.

Misalnya, saat namanya dicatut dalam perkara perpanjangan kontrak PT Freeport. Juga kemarahan itu terlontar saat ia disebut sebagai pembuat kegaduhan dalam negeri ini.

Pada momen apa saja kemarahan JK itu muncul? Ini dia ulasannya.


Namanya Dicatut

Jusuf Kalla (Dok. Liputan6.com/Abdul Aziz Prastowo)

1. Namanya Dicatut

Kemarahan JK muncul saat mengetahui namanya dicatut oleh anggota DPR yang diduga Setya Novanto. Tak hanya nama JK, Setya juga diduga 'menjual' nama Presiden Jokowi.

JK kesal dengan anggota DPR ‎tersebut yang menjanjikan kelancaran proses perpanjangan operasi PT Freeport Indonesia dengan imbalan saham.

"Ya pastilah. Siapa tidak marah kalau dijual-jual namanya," ujar JK di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum lepas landas menuju Filipina, Selasa 17 November 2015.

Bahkan, JK pun tak main-main dengan hal ini. Ia berencana melaporkan Setya Novanto kepada polisi. Namun begitu, dia masih mendalami apakah dalam kasus tersebut terdapat unsur kriminal atau tidak.


Pembuat Kegaduhan

Jusuf Kalla yang berkemeja batik lengan panjang warna biru ini datang tanpa ditemani Presiden RI Terpilih, Joko Widodo, Jakarta, Jumat (12/9/14). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

2. Pembuat Kegaduhan

Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu menuding Wapres JK sebagai biang kegaduhan di bidang politik dan ekonomi. Dia menyebut indikasi itu dapat dilihat dari 3 kasus, yaitu gaduh dalam pembangunan listrik 35 ribu MW, gaduh dalam kasus Pelindo II, dan gaduh dalam kasus perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.

Mendapat tudingan tersebut, JK pun berang. Sang wapres tersebut menegaskan bahwa Masinton tidak mengerti masalah.

"Siapa yang pakai dia jadi corong-corong macam itu, kan tidak mengerti masalah," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin 21 Desember 2015.

Namun begitu, JK mengaku tak akan melaporkan Masinton kepada kepolisian. Sebab bagi dia, tak ada pencemaran nama baik terhadap apa yang dilakukan oleh Masinton.

"Ya sudahlah kasihan anak muda itu, jadi corong oleh siapa-siapa," tutur JK.


Keponakan Diincar Gerindra

Wakil Presiden RI, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla saat wawancara khusus dengan Tim Liputan6.com, Jakarta, Senin (19/10/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

3. Keponakan 'Diincar' Gerindra

Tak seperti biasanya, nada bicara JK meninggi meski diselingi senyum yang agak memaksa. Penyebabnya, ada keinginan Wasekjen Partai Gerindra Ade Rosiyade agar Pansus Freeport dibentuk guna memeriksa dugaan pertemuan keponakan Kalla, Erwin Aksa, dengan Chairman of The Board Freeport McMoran Inc, James R. Moffet.

Pria yang akrab disapa JK itu mempersilakan DPR memanggil Aksa untuk mengomentari dugaan pertemuan tersebut. Namun ia memastikan pertemuan itu hanya membahas bisnis.

"Itu kan pertemuan business to business, boleh-boleh saja. Apa yang salah? Kita kembali ke zaman kuno kalau enggak boleh pengusaha ketemu pengusaha," ucap JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat 18 Desember 2015.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini juga menilai tidak ada hal yang patut dicurigai dari pertemuan tersebut.

"Makin diselidiki makin baik buat dunia ini berkembang. Masak pengusaha Amerika tidak bisa bertemu pengusaha Indonesia? Masak dalam Amerika saja," tanya JK.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya