Ini Pendapat Tokoh Yahudi Soal Konflik Israel-Palestina

PM Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini mengungkapkan rencananya mencabut izin tinggal, bagi penduduk Palestina yang ada di Yerusalem.

oleh Tanti YulianingsihElin Yunita Kristanti diperbarui 29 Des 2015, 19:49 WIB
Seorang pengunjung menikmati karya-karya dalam pameran foto Yerussalem di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (14/12/2015). Pameran tersebut menceritakan kehidupan sehari-hari di kota suci tersebut antara umat Muslim dan Nasrani. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Yerusalem atau Al Quds berada di pusaran konflik Palestina dan Israel. Tanah Suci 3 agama tersebut kini diklaim sepihak oleh negeri zionis.

Bahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini mengungkapkan rencananya mencabut izin tinggal, bagi penduduk Palestina yang ada di Yerusalem.

Jika diterapkan, aturan tersebut bisa berdampak pada 230 ribu warga Palestina yang tinggal atau bekerja di Yerusalem.

Apa yang dikatakan Netanyahu mengingatkan pada niatan PM Israel sebelumnya, Ehud Olmert yang ingin menjadikan Yerusalem sebagai kota yang mayoritas atau 88 persen penduduknya adalah Yahudi pada tahun 2020.

Isu tentang Yerusalem menjadi fokus pembahasan dalam ajang International Conference Questioning Jerusalem, yang digelar di indonesia beberapa waktu lalu.

Niat Israel untuk menjadikan Yerusalem hanya milik kaum Yahudi ditentang banyak pihak. Salah satu yang menentang keras adalah peneliti politik dari Universitas Bar Ilan Israel, Profesor Menachem Klein.

Sang profesor mengatakan, tak semua warga Israel mendukung keputusan pemerintahnya. Menurutnya, Kota Suci Yerusalem bukan cuma punya Israel.

Selengkapnya tanggapan sang profesor dalam video singkat berikut ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya