Pengkhianat di Polsek Sinak

3 Anggota polisi tewas setelah diserang kelompok bersenjata di Polsek Sinak Papua. Diduga ada orang dalam berperan. Siapa kah?

oleh Nadya IsnaeniHanz Jimenez SalimKatharina Janur diperbarui 29 Des 2015, 00:06 WIB
Ilustrasi Penembakan Polisi (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - 5 Anggota polisi dari Polsek Sinak Papua tengah menikmati malam dengan santai. Kala itu, waktu menunjukkan pukul 20.45 WIT, Minggu 27 Desember 2015. Mereka kemudian berkeliling di dalam ruang kantor untuk memastikan kondisi pintu telah terkunci rapat.

Setelah dirasa aman, mereka lantas menikmati malam dengan menonton acara televisi. Sambil bercengkerama sesama, para anggota kepolisian itu pun bercanda dan mengurai tawa tanpa menyadari adanya bahaya mengintai.

Di tengah ketidaksiapan mereka, tiba-tiba sekelompok orang bersenjata menyelinap masuk lewat pintu belakang Mapolsek. Pelaku yang berjumlah sekitar 25 orang itu langsung menyerang dan menembaki 5 anggota. Yaitu Bripda Rian, Bripda Dumupa, Bripda Ilham, Briptu Muhamad Rashid Rido Matdoan dan Bripda Armansyah.

Tembakan pertama mengenai tangan Bripda Rian. Lalu Rian melarikan diri ke Koramil yang berjarak 300 meter dari polsek dengan melompat jendela di ruangan kapolsek.

Kelompok ini lalu menyasarkan tembakan lagi ke arah Bripda Dumapa. Meski alami luka tembak, Dumapa selamat dari maut setelah melarikan diri ke Koramil dengan cara menabrak 15 orang yang ada di hadapannya.

Namun nahas bagi temannya yang 3 orang. Mereka dikepung hingga akhirnya tewas di tempat.

"Tiga orang lainnya ini langsung dikepung kelompok tersebut dan ditembaki di lokasi kejadian hingga tewas. Ketiganya bernama Bripda Ilham, Briptu Muhamad Rashid Rido Matdoan, dan Bripda Armansyah," pungkas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Rudolf Patrige dalam keterangan persnya di Papua, Senin 28 Desember 2015 siang.


Gondol Senjata

Usai menyerang polisi, kelompok tersebut langsung melarikan diri. Mereka kabur dengan menggondol sejumlah senjata milik polisi. "7 Pucuk senpi hilang," kata Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, seperti dikutip dari Antara, Senin 28 Desember 2015 pagi.

Tujuh pucuk yang diambil kelompok penyerang, yakni jenis Ak 47 dan SS 1 masing-masing 2 pucuk, serta jenis senjata api laras panjang atau moser 3 pucuk, beserta amunisi 1 peti.

Sedangkan para anggota Polsek Sinak yang menjadi korban penembahkan, dievakuasi ke Komando Rayon Militer (Koramil) yang berjarak sekitar 100-150 meter dari Polsek Sinak, termasuk 3 jenazah polisi yang tewas.

Saat ini, 3 jenazah anggota Polsek Sinak sudah dievakuasi ke Jayapura, Papua. Sedangkan korban luka dirawat di RSUD Mimika di Kabupaten Mimika.

Pengkhianat

Sebelum peristiwa berdarah itu terjadi, terdengar suara tembakan dari Hanoi, yang letaknya di belakang kantor polsek hanya berjarak 40 meter. Diduga, suara tembakan itu sebagai kode untuk DK agar membuka pintu belakang Polsek Sinak. .

"DK ini yang membantu kelompok tersebut untuk melakukan aksinya dengan cara membuka pintu belakang," ucap Patrige dalam keterangan persnya di Papua, Senin 28 Desember 2015 siang.

DK yang berkhianat disebut sebagai tenaga bantuan operasi di Polsek Sinak. Dia telah bekerja sejak 4 tahun lalu

"Dia dipelihara Kepolisian untuk membantu. Tapi mungkin ingkar, kami lengah dan dia memberitahukan kondisi kami kepada orang (kelompok bersenjata)," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono di Jakarta.

Karena itu, sang jenderal meminta semua prajurit di Papua untuk berhati-hati.

Atas peristiwa ini, Mabes Polri langsung menerbangkan tim penyidik ke lokasi kejadian. Mereka ditugaskan untuk menelusuri pelaku dan motif penembakan tersebut.

"Motifnya masih diselidiki dan masih didalami, apa murni kriminal atau politik belum tahu. Tim dari Mabes Polri sudah diturunkan untuk back-up. Mudah-mudahan bisa segera tertangkap," kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin 28 Desember 2015.


Dalami Pelaku

Anton mengaku belum dapat memastikan pelaku penyerangan berasal dari kelompok mana. Ia pun menyerahkan sepenuhnya kepada tim penyidik yang saat ini telah meluncur ke lokasi.

"Kita terlalu pagi untuk menyimpulkan itu. Kalau pelakunya sudah tertangkap baru tahu, kami tidak bisa menduga-duga," ucap Anton.

Namun sinyal dugaan pelaku datang dari Wakapolri Komjen Budi Gunawan. Dia menyebut penyerang Polsek Sinak dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM). Sebab hal serupa juga pernah terjadi pada Februari 2013 lalu.

"Sementara indikasi dari kelompok TPN (Tentara Pembebasan Nasional) pernah ada indikasi yang sama di 2013 waktu itu pihak TNI maupun masyarkat sipil," kata Budi di aula Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin 27 Desember 2015.

Pelaku Sedang Pesta

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan kelompok penembakan dan penyerangan Polsek Sinak adalah kelompok kriminal bersenjata baru yang berdiri sendiri. Kelompok ini tidak bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata lain yang sudah lebih dulu ada.

Dia juga menerangkan kelompok penyerang tersebut belum lari jauh dan masih berada sekitar 2 kilometer dari lokasi kejadian di wilayah Sinak.

"Kami masih bisa memantau mereka yang sedang berpesta akan kejadian ini, mereka melakukan tarian wanita, yang melambangkan kemenangan," jelas Paulus kepada wartawan di Bandara Sentani, Jayapura, Senin 28 Desember 2015.

Dia juga menyebutkan motif dari kejadian ini adalah kelompok tersebut sedang mencari senjata api milik aparat keamanan untuk menambah kekuatan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya