Lambaian Tangan Prajurit Timor Leste untuk Jokowi

Dari ujung jembatan yang berada di wilayah Timor Leste, terlihat 7 tentara perbatasan Timor Leste yang tengah berjaga.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 29 Des 2015, 06:39 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau panel dan lokasi pembangunan rel kereta api Trans Sulawesi tahap pertama segmen I rute Makasar - Pare-pare di Desa Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. (25/11/2015). (Foto:Biro Pers Presiden)

Liputan6.com, Kupang - Usai meresmikan pembangunan bendungan Rotiklot yang berada di Desa Fetuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, NTT, Presiden Joko Widodo melanjutkan perjalanannya melihat pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motaain di Kabupaten Belu.

Tidak hanya mengunjungi pos lintas batas, Jokowi juga sempat berkunjung ke ujung jembatan yang menjadi batas negara antara Indonesia dan Timor Leste.

Jokowi yang datang dengan tampilan santai, kemeja putih dan topi berlogo Kementerian PU-Pera, ke ujung jembatan dengan didampingi Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.

Ia mendapat penjelasan mengenai jembatan tersebut dan lalu lintas warga yang beraktivitas dari Timor Leste atau sebaliknya.

Dari ujung jembatan yang berada di wilayah Timor Leste, terlihat 7 tentara perbatasan Timor Leste yang tengah berjaga. Mereka melambaikan tangan ke arah Jokowi dan rombongan.

 



Lambaian tangan para tentara Timor Leste itu dibalas senyuman sang Presiden. Sementara Mensesneg Pratikno membalas lambaian tangan mereka dengan acungan jembol.

Selain melihat jembatan lintas batas, Jokowi juga menunjukkan bangunan pos lintas batas lama yang nantinya akan dibongkar bila bangunan pos lintas batas yang sedang dibangun telah rampung.

"Nanti rampung 2016. Oktober tahun depan saya ke sini lagi untuk meresmikan bangunan yang baru," ucap dia.

Menurut Jokowi, pembangunan kantor-kantor perbatasan dilakukan karena kantor yang ada saat ini dianggap tidak layak. Padahal, kantor perbatasan merupakan gerbang terluar Indonesia yang harus tampak terlihat bagus dari negara tetangga.

Salah seorang warga bernama Lauren mengatakan, selama ini hubungan antara warga Timor Leste dengan warga NTT terjalin baik. Warga, menurut dia, biasa beraktivitas ke luar masuk wilayah NTT dan Timor Leste setiap hari.

"Ya kita sering keluar masuk. Karena banyak yang mempunyai saudara di antara kedua negara," ucap Lauren.

Begitu juga hubungan antara tentara 2 negara yang bertugas menjaga batas wilayah, terjalin baik. Tidak pernah ada keributan atau tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh kedua belah pihak.

"Kami saling menjaga, bahkan pasukan dari Timor Leste suka makan siang di sini (perbatasan) bersama kami," ucap prajurit yang enggan disebutkan namanya itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya