Liputan6.com, Kentucky - Pusat perbelanjaan terbesar di Kentucky, beserta toko-toko dan restoran yang ada di sekitarnya terpaksa tutup. Pasalnya, 2.000 remaja tawuran di dalamnya.
Menurut kepolisian, dikutip Independent, 'perkelahian berantai' tersebut dimulai pada 27 Desember malam hari, dan berlangsung selama hampir dua jam, di Mal St Matthews, Kentucky.
Juru bicara polisi Dennis McDonald melaporkan bahwa polisi baru saja akan menangani satu keributan ketika peselisihan lainnya terjadi.
"Keributan itu mempengaruhi yang lainnya. Polisi kewalahan dengan jumlah panggilan telepon untuk layanan dan laporan gangguan," ungkap McDonald.
Sejumlah 50 petugas dari lima wilayah berbeda merespons panggilan bantuan ketika perkelahian semakin ricuh dan mulai mempengaruhi bisnis-bisnis dalam mal. Bahkan seluruh tenant pun terganggu.
Baca Juga
Advertisement
Polisi menyarankan toko-toko untuk menutup pintu, namun mereka yang terlibat dalam perkelahian, membuat masalah dengan menolak meninggalkan tempat.
"Toko-toko baru akan mulai menutup pintu, menurunkan tirai, namun sekumpulan remaja bertingkah menyulitkan, mereka sampai memanjati tirai," kata McDonald yang menjelaskan 'peserta' tawuran berusia 13 hingga 20 tahun.
"Ini keributan. Ini gila," ia menambahkan.
Anak-anak muda itu membanjiri area sekeliling mal, hingga restoran dan toko-toko di luar pertokoan terpaksa turut menutup pintu.
McDonald mengkonfirmasi perlu waktu dua jam untuk mengontrol situasi dan polisi tetap berjaga hingga pukul 1:00.
Tim penyidik belum mengetahui sebab dari insiden itu, namun tidak mungkin jika direncanakan.
Hanya ada cedera ringan terjadi di antara orang-orang yang bergumul, dan tak ada yang ditahan. Mal dibuka hari berikutnya pada 11:00 seperti biasa.
"Saya sudah menjadi polisi selama 33 tahun, dan saya tak pernah melihat yang seperti ini. Kami sudah merencanakan untuk 'skenario terburuk', namun ini melampaui batas," tutup McDonald putus asa.