Liputan6.com, Semarang - Penelusuran Liputan6.com menemukan 2,3 ton sampul Alquran bahan pembuatan terompet yang disita Polres Klaten berasal dari limbah percetakan. Polisi menyita limbah percetakan itu dari Parso, warga Bulukerto, Wonogiri.
Menurut Parso, limbah itu didapat dari warga Solo bernama Sunardi alias Gendon. Parso juga menjual kertas sampul tersebut dan sudah laku sekitar 743 kg ke beberapa pembeli.
Sementara itu, Gendon membeli limbah tersebut dari perusahaan percetakan sebanyak 7.157 kg dan sudah terjual ke beberapa orang.
Lebih dari 3 orang diperiksa polisi terkait beredarnya terompet tahun baru berbahan sampul Alquran. Belum ada penjelasan resmi dari kepolisian tentang terperiksa.
Mereka diduga penjual limbah kertas di Solo, produsen terompet, dan perwakilan minimarket yang menjual terompet.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Liliek Darmanto, peredaran itu sudah tak bermasalah karena semua barang sudah ditarik dari pasaran. Penjual dan pemasok juga sudah meminta maaf juga kepada masyarakat.
"Kalau yang diperiksa lebih dari 3 orang di masing-masing polres. Diperiksa ya, bukan ditangkap," kata Liliek, Selasa (29/12/2015).
Liliek mengatakan kepolisian bertindak cepat mengamankan terompet yang sudah beredar di beberapa wilayah dan juga bahan baku dari produsen terompet di Wonogiri.
"Polda Jateng melakukan tindakan cepat, menarik semua yang di lapangan. Polda mengamankan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," kata Liliek.**