Liputan6.com, Jakarta Yamaha memiliki dua pembalap yang bersaing untuk gelar juara dunia MotoGP 2015, hingga memunculkan kontroversi. Hubungan dua rider Yamaha, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi, bahkan sampai sekarang belum membaik setelah rivalitas selama tahun 2015.
Direktur Pelaksana Tim Yamaha, Lin Jarvis, mengatakan, timnya sadar bagaimana sulitnya Rossi menerima kekalahan dari rekan setimnya di balapan terakhir. Terlebih, Lorenzo akhirnya menjadi juara dunia MotoGP 2015, menyalip poin Rossi yang sebelumnya memuncaki klasemen.
Baca Juga
- Rossi Bicara Peluang Juara MotoGP di Usia 37 Tahun
- 5 Pemain Ini Kariernya Rusak Bersama Real Madrid
- Baru Dibeli Beberapa Jam, Pemain Ini Diputus Kontrak oleh Barca
Advertisement
"Untuk kalah dalam kejuaraan dunia dengan hanya berbeda lima poin pasti sangat sulit, terutama Anda memimpin klasemen sejak awal," kata Jarvis soal kekalahan Rossi, seperti dilansir Autosport.
"Kami tahu hanya satu pembalap yang bisa menang. Ini masalah memiliki dua pembalap hebat dalam satu tim, bahkan ketika Anda memenangkan segalanya, seseorang akan tidak bahagia," sambungnya.
Namun, Jarvis menyatakan, apa yang terjadi dalam timnya pada akhirnya akan berjalan dengan sendirinya. Yang paling penting saat ini baginya adalah bagaimana Yamaha bisa fokus untuk bisa mengulangi sukses 2015 pada tahun-tahun berikutnya.
"Ini akan berjalan dengan satu cara atau cara yang lain, dan itu berlangsung untuk semua alasan," papar Jarvis.
"Anda tidak bisa memutar kembali waktu. Anda hanya perlu fokus pada masa depan," terang dia.