VIDEO: Pentolan GAM dan 120 Anak Buahnya Menyerahkan Diri

Ia pun akhirnya bisa kembali bertemu orang tuanya yang telah 4 tahun tidak bertemu.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Des 2015, 03:10 WIB
Ia pun akhirnya bisa kembali bertemu orang tuanya yang telah 4 tahun tidak bertemu.

Liputan6.com, Aceh - Kelompok bersenjata pecahan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Din Minimi bersama 120 anak buahnya turun gunung menyerahkan diri dan menyerahkan 15 senjata api berikut amunisi.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (29/12/2015), nampak Din Minimi akhirnya turun gunung dalam video amatir yang diterima dari Badan Intelijen Negara (BIN). Ia pun akhirnya bisa kembali bertemu orang tuanya yang telah 4 tahun tidak bertemu.

Tak hanya Din Minimi, 120 orang anak buahnya turut menyerahkan diri. Suasana haru terlihat antara Din dengan anak buahnya.

Satu persatu mereka menyerahkan diri dan menyerahkan senjata api jenis AK-47 berikut amunisinya. Kepala BIN Megara Sutiyoso yang menyaksikan langsung penyerahan senjata itu terharu. 

"Saya dari tadi menahan nangis. Saya sangat menghormati kamu Din. Saya tidak sangka bisa tepat seperti ini dan kamu memang orang yang saya banggakan," ucap Kepala BIN Sutiyoso.

"Saya harap dari bapak, jangan sia-siakan saya juga anggota saya. Ingat itu bapak," kata pentolan kelompok bersenjata pecahan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Din Minimi.

Nurdin Ismail alias Din Minimi adalah orang yang paling dicari di Aceh Timur. Ia ditemani 1 ajudan dan 1 pengawal. Dalam proses pendekatan terhadap Din Minimi, Sutiyoso menggunakan perantara perdamaian Aceh yakni Juha Churstensen. 

"Saya bisa simpulkan bahwa kelompok Din Minimi itu bukanlah paradis yang ingin memisahkan diri dari NKRI, dia bukan perampok, tapi kelompoknya adalah kelompok yang kecewa. Kecewa pada siapa? Kecewa pada elit GAM yang kebetulan saat ini mendapatkan posisi sebagai penguasa di Provinsi Aceh Darusalam," ungkap Sutiyoso.

Din Minimi merupakan pecahan dari GAM yang bersembunyi di Lhokseumawe Aceh. Ia kerap menyuarakan kekecewaan terhadap para anggota GAM yang menjadi penguasa di Provinsi Aceh. Mereka menilai pemerintahan Zaini Abdulah gagal mensejahterakan rakyat Aceh. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya