Liputan6.com, Jakarta - Untuk mendukung ekosistem penggunaan teknologi telekomunikasi 4G LTE (Long Term Evolution) di Indonesia, para produsen smartphone mulai gencar merilis ponsel pintar andalan mereka dengan harga terjangkau. Salah satunya Lenovo.
Produsen smartphone asal Tiongkok tersebut belum lama ini merilis smartphone 4G terbarunya yakni Lenovo A2010. Handset ini diperkenalkan pertama kali pada Agustus 2015 dan dirilis ke publik pada September 2015.
Terkait spesifikasi, Lenovo A2010 bisa dibilang memiliki spesifikasi yang standar. Wajar saja, karena ini smartphone harga terjangkau. Namun bukan berarti smartphone ini tidak mumpuni. Kami berkesempatan menjajal produk ini, berikut hands-on singkatnya untuk Anda.
Desain
Dari sisi desain, tak banyak perubahan yang dilakukan Lenovo. Lenovo A2010 memiliki dimensi 131,5 x 66,5 x 9,9 mm dengan desain melengkung di setiap bagian sudutnya.
Ponsel ini dibuat dari material plastik sehingga terasa ringan, bobotnya hanya 137 gram. Ukurannya relatif kecil memang, namun masih nyaman saat digenggam.
Bagian belakang handset ini dibubuhi warna hitam dof, dengan kamera utama 5 megapiksel (MP) plus LED flash. Lenovo A2010 tidak mengusung konsep unibody, sehingga backcover-nya bisa dilepas.
Di dalamnya terdapat baterai 2.000 mAh, yang diklaim dapat digunakan selama 8,5 jam untuk talktime di jaringan 4G dan 12 hari dalam mode standby. Speaker juga terdapat di bagian belakang smartphone.
Menilik ke bagian sisi kanan handset, terdapat tombol power (on/off) dan volume. Sementara itu di bagian atas handset ini terdapat slot audio 3.5 mm dan port micro USB 2.0.
Slot untuk fungsi microphone diletakkan di bagian bawah. Selain itu, di bagian depan atas juga terdapat kamera 2MP untuk selfie. Lalu pada bagian bawah layar terdapat tombol virtual yakni tombol Menu, Home dan Back.
Selanjutnya
Kelengkapan Paket
Pada saat kemasan Lenovo A2010 dibuka, Anda akan mendapatkan paket kelengkapan yang terdiri dari:
- Kabel USB
- Charger
- Kartu garansi
- Buku manual
- Headset
Lenovo A2010 bisa digunakan untuk dua kartu (Dual-SIM) dan sudah mendukung teknologi 4G LTE. Fitur lainnya untuk konektivitas antara lain WiFi 802.11, GPS, dan Bluetooth v4.0.
Layar dan Antarmuka
Lenovo A2010 dibekali layar IPS LCD berukuran 4,5 inci beresolusi 854×480 piksel dengan kerapatan piksel 218 ppi. Layarnya cukup terang dan jernih saat dilihat, serta cukup responsif.
Di sektor dapur pacu, Lenovo A2010 dipersenjatai prosesor MediaTek MT6735 1GHz quad-core 64-bit yang diperkuat GPU Mali-T720 dan RAM 1GB. Juga terdapat memori penyimpanan internal 8GB yang dapat diperbesar hingga 32GB via microSD card.
Baca Juga
Handset ini berjalan di atas sistem operasi Android 5.1 Lollipop dengan interface Vibe UI. Dilihat dari interface-nya, smartphone ini sekilas terlihat sama dengan handset Lenovo yang harganya lebih mahal.
Lenovo juga membenamkan aplikasi khas lenovo, seperti SHAREit dan SYNCit. Untuk memperkuat kandungan lokal ponsel ini, Lenovo menyematkan aplikasi bawaan seperti Guvera dan Scoop.
Bagi pengguna 2G dan 3G yang ingin menjajal teknologi 4G, Lenovo A2010 bisa dijadikan alternatif pilihan perangkat 4G. Sebab harganya terbilang cukup terjangkau. Di situs Lazada, smartphone ini dijual dengan harga Rp 1,2 jutaan.
Advertisement
Selanjutnya
Penuhi Kandungan Lokal
Lenovo A2010 diproduksi di pabrik Lenovo yang berlokasi di Serang, Banten, Indonesia. Strategi membangun pabrik di Indonesia ini merupakan salah satu cara Lenovo untuk memenuhi aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Selain itu, dalam sebuah wawancara, Xu Dong Chen, President Mobile Business Group Lenovo dan Chairman Motorola Mobility Operating Board, pernah mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar smartphone terbesar di dunia, dan menjadi pasar utama Lenovo.
Selain itu, ponsel 4G saat ini memang sedang gencar-gencarnya dirilis para vendor, mengingat teknologi ini baru secara komersil diluncurkan di Indonesia.
Pemerintah juga telah mengeluarkan aturan bahwa per 1 Januari 2017, semua smartphone 4G berteknologi FDD (Frequency Division Duplex) nantinya harus memiliki kandungan lokal minimal 30%. Adapun kandungan 30% TKDN bukan hanya dari sisi hardware saja, tapi juga faktor lainnya, termasuk software dan paten.
Aturan soal TKDN untuk ponsel merupakan salah satu cara pemerintah untuk mendorong industri manufaktur dan teknologi di Indonesia.
Saat ini, perusahaan di Indonesia baru bisa menangani permintaan pembuatan kemasan, perakitan, dan penyediaan aksesoris. Sedangkan perusahaan yang dapat memenuhi pembuatan komponen seperti prosesor, memori, dan lainnya masih minim.
(Dew/Isk)
