Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sektor perbankan tak luput dari gejolak kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) serta perlambatan ekonomi nasional.
Buktinya, pertumbuhan kredit perbankan tercatat hanya 9,8 persen (year on year) pada November 2015.
Kredit tersebut terdiri dari kredit rupiah yang naik 11 persen dan valuta asing (valas) yang tumbuh 4,2 persen. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,7 persen.
"Kegiatan intermediasi lembaga jasa keuangan juga menunjukan perlambatan pada tahun 2015 ini sudah lebih landai dibandingkan tahun lalu," Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Baca Juga
Advertisement
Meski demikian, kondisi tersebut masih aman menimbang posisi kredit macet (non performing loan /NPL) yang masih terjaga pada 2,66 persen gross dan 1,22 persen nett per November 2015.
Pihaknya meyakini dengan keputusan kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) guncangan tersebut mulai reda. Pada tahun depan, kinerja sektor perbankan akan lebih baik.
Berdasarkan rencana bisnis bank (RBB) yang disampaikan pada bulan November 2015 kredit diproyeksikan tumbuh 14,1 persen dan DPK 12,7 persen.
"Proyeksi ini sejalan dengan OJK outlook yang pernah kami sampaikan sebelumnya bahwa kredit diperkirakan tumbuh 12-14 persen dan DPK 13-15 persen," tandas dia. (Amd/Nrm)