Cuaca Tak Menentu, Warga Palembang Tetap Liburan Akhir Tahun

Jelang pergantian tahun, ketinggian gelombang laut mencapai 1,5-2 meter pada sore hari.

oleh Nefri IngeRaden Fajar diperbarui 30 Des 2015, 16:35 WIB
Antrean kendaraan di Pelabuhan Tanjung Api-api, Palembang, Sumatera Selatan. (Liputan6.com/Raden Fajar)

Liputan6.com, Palembang - Kantor Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Kenten, Palembang, Sumatera Selatan, merilis data ketinggian gelombang laut jelang pergantian tahun. Tercatat, saat ini gelombang setinggi 1,5-2 meter terjadi pada sore hari.

Karena itu, Kepala Stasiun BMKG Kelas I Kenten, M Irdam mengimbau awak kapal dan petugas pelayanan di Pelabuhan Tanjung Api-api (TAA) untuk waspada. Kendati, ketinggian gelombang tergantung pula dengan curah hujan yang muncul.

"Intensitas curah hujan masih tinggi, dan terus meningkat. Untuk angin, kecepatannya sampai 15 knot, sehingga kami imbau untuk waspada," ucap Irdam di Palembang, Rabu (30/12/2015).

Menurut Irdam, imbauan tersebut ditujukan bagi pengguna jasa penyeberangan yang kini memanfaatkan momentum libur panjang Natal dan Tahun Baru. Serta, bertepatan pula dengan libur sekolah, di mana masyarakat menyeberang untuk menuju berbagai tujuan liburan, salah satunya Provinsi Bangka Belitung.

Menindaklanjuti hal itu, Kepala Divisi Operasional Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Api-api M Tagar yang dihubungi Liputan6.com, mengatakan pihaknya saat ini masih belum mengalami kendala berarti. Untuk pelayaran feri atau kapal penyeberangan masih berjalan lancar. Sementara, kondisi gelombang masih normal karena gelombang tinggi terjadi pada malam hari.

Hingga kemarin, penyeberangan tetap didominasi kendaraan pribadi yang akan menyeberang ke Pulau Bangka Belitung. Dalam satu kapal bisa memuat 30 hingga 40 unit kendaraan, dengan 5 jadwal keberangkatan yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB, 11.00 WIB, 13.00 WIB dan 15.00 WIB dan 17.00 WIB.

"Keberangkatan terakhir tidak terganggu cuaca dan gelombang tinggi yang datang malam hari. Namun, memang memasuki akhir tahun ini, terjadi kepadatan," papar Tagar.

Kendaraan Mengular

Antrean kendaraan pribadi yang akan menyeberang ke Pulau Bangka, mengular sebelum pintu gerbang pelabuhan. Begitu pula mobil angkutan barang. Alhasil, hal ini menyebabkan pengemudi yang berada di luar gerbang dan terjebak antrean terpaksa tidur dalam kendaraan.

Sebaliknya, pengendara yang sudah masuk dalam lingkungan dermaga menunggu di ruang tunggu gedung. "Saya bawa jeruk dari Medan, mas. Ini sudah telat. Khawatir buah busuk di jalan," tutur Dito, sopir truk warga Jepara, Jawa Tengah, kemarin.

Biasanya, imbuh dia, ketika tiba di pelabuhan waktu tunggu keberangkatan tidak begitu lama. Namun, berbeda pada akhir tahun kali ini. Dito terpaksa menunggu giliran dengan mobil pribadi.

Sementara itu, keluarga Achi, salah satu calon penumpang warga Kota Prabumulih, mengungkapkan tujuan berlibur. "Liburan ajak keluarga untuk outbound di Pulau Bangka."

Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, kapal yang menuju ke Bangka memiliki sailing time (waktu berlayar) selama 3-4 jam. Sedangkan port time (waktu bongkar muat) 1 jam. Jadi untuk satu kapal membutuhkan waktu sekitar 5 jam.

Karena itu, untuk mengurai antrean panjang, pihak pelabuhan kini mengusulkan untuk penambahan kapal.

Bandara dan Stasiun Padat

Tak jauh berbeda, peningkatan penumpang di terminal keberangkatan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II juga terjadi secara signifikan. Didominasi tujuan Jakarta, Pangkal Pinang, Batam, Bandung dan Surabaya.

Kepala Divisi Operasional SMB II, Ahmad Kadir yang dikonfirmasi menjelaskan, secara keseluruhan pada akhir tahun 2015, sejak H-1 Natal, penumpang penerbangan domestik meningkat 20%, atau sekitar 6.000 penumpang. Melebihi normal sekitar 4.500.

"Sejak H-1 Natal, penumpang sudah ramai, tak hanya tujuan domestik, tetapi juga internasional seperti Singapura dan Malaysia," ujar Ahmad Kadir.

Peningkatan penumpang kereta api juga terjadi di Stasiun Kertapati, Palembang. Dari data yang diperoleh Liputan6.com, terjadi peningkatan sampai 30% dari biasanya untuk tujuan Lubuklinggau maupun Tanjung Karang, Lampung.

Karena itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) III Sumatera Selatan telah menyiapkan 3.500 tiket tambahan bagi calon penumpang. Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, Manajer Humas PT KAI Divre III Sumsel, Jaka Jarkasih mengaku pihaknya juga menyiapkan posko pengamanan dan kesehatan di Stasiun Kertapati.

"Tiket kelas ekonomi sudah ludes terjual 20 Desember. Puncak kepadatan penumpang terjadi hingga 30 Desember. Karena itu, kami standby-kan personel bersama kepolisian di posko yang kita buka hingga 5 Januari 2016 nanti," tutup Jaka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya