Tak Terima Warganya Dijadikan Budak Seks, Warga Korsel Gelar Aksi Protes

Wanita berdandan seperti patung untuk mewakili korban seksual militer Jepang pada Perang Dunia II di depan Kedutaan Besar Jepang, Seoul, Korea Selatan, (30/12). Mereka melakukan aksi Anti - Jepang selama beberapa pekan ini. ( REUTERS/Kim Hong - Ji)

oleh Satria Yudha diperbarui 30 Des 2015, 19:30 WIB
20151230-Tak Terima Warganya Dijadikan Budak Seks, Warga Korsel Gelar Aksi Protes
Wanita berdandan seperti patung untuk mewakili korban seksual militer Jepang pada Perang Dunia II di depan Kedutaan Besar Jepang, Seoul, Korea Selatan, (30/12). Mereka melakukan aksi Anti - Jepang selama beberapa pekan ini. ( REUTERS/Kim Hong - Ji)
Wanita berdandan seperti patung untuk mewakili korban seksual militer Jepang pada Perang Dunia II di depan Kedutaan Besar Jepang, Seoul, Korea Selatan, (30/12). Mereka melakukan aksi Anti - Jepang selama beberapa pekan ini. ( REUTERS/Kim Hong - Ji)
Sejumlah orang memegangi foto - foto wanita mantan perbudakan seks Militer Jepang di Seoul, Korea Selatan, (30/12). Kabarnya Jepang menawarkan kompensasi sekitar Rp112,8 miliar untuk kerabat wanita korban budak seks. ( REUTERS/Kim Hong - Ji)
Dua nenek tua mantan budak seks militer Jepang saat melakukan aksi Anti - Jepang di Seoul, Korea Selatan, (30/12). Saat ini hanya ada 53 orang korban yang masih hidup dan rata-rata berumur 90 tahun. ( REUTERS/Kim Hong - Ji)
Sejumlah orang menggelar aksi Anti - Jepang selama protes atas perbudakan wanita korsel yang menjadi budak seks, Seoul, Korea Selatan, (30/12). Mereka meminta Jepang meminta maaf kepada para wanita korban seks tersebut. ( REUTERS/Kim Hong - Ji)
Seorang wanita korban seks militer Jepang pada Perang Dunia II saat melakukan protes di depan Kedutaan Besar Jepang, Seoul, Korea Selatan, (30/12). Mereka melakukan aksi Anti - Jepang selama beberapa pekan ini. ( REUTERS/Kim Hong - Ji)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya