Jadi Top Scorer Liga Inggris, Vardy Malah Diputus Kontrak Nike?

Jamie Vardy telah menarik perhatian publik Stadion King Power pada laga Leicester versus Manchester City.

oleh Risa Kosasih Diperbarui 31 Des 2015, 16:21 WIB
Leicester City v Manchester City - Barclays Premier League - King Power Stadium - 29/12/15 Leicester City's Jamie Vardy bursts a balloon Reuters / Darren Staples
Leicester City v Manchester City - Barclays Premier League - King Power Stadium - 29/12/15 Leicester City's Jamie Vardy bursts a balloon Reuters / Darren Staples

Liputan6.com, Manchester - Penyerang Leicester City, Jamie Vardy telah menarik perhatian publik Stadion King Power pada laga Leicester versus Manchester City, pada Rabu (30/12/2015) dini hari kemarin. Bukan karena gagal menyumbangkan gol di kandang sendiri, tapi karena sepatunya yang memunculkan spekulasi di masa depan.

Baca Juga

  • Kata Moyes Soal Keterpurukan MU
  • 'Pemain MU seperti Ketakutan!'
  • Chelsea Terpuruk, Courtois Goda Real Madrid

Vardy memecahkan rekor Ruud van Nistelrooy bersama Manchester United (MU), ketika mencetak 11 gol berturut-turut di Liga Premier saat memakai sepatu berwarna emas. Tapi saat pertandingan melawan City, penyerang 28 tahun tersebut malah tampil dengan alas kaki berwana hitam polos, tak mencolok sama sekali.

Dikutip dari Daily Mail pada Kamis (31/12/2015) sore, bila sepatu hitam adalah pengenalan Nike akan produk barunya, hal ini adalah sebuah kemunduran. Karena selama ini, Nike yang juga menjadi sponsor untuk Cristiano Ronaldo itu dikenal karena inovasi warna-warna sepatu bercahaya. Tapi melihat warna alas kaki Vardy kemarin, tentu banyak rumor yang berkembang di Inggris.

Kabarnya, kontrak Vardy dengan Nike segera berakhir dan statusnya sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Premier bisa jadi alasan perusahaan lain berebut bekerja sama dengan sang pemain.


Buruh Pabrik

Pemain Leicester City, Jamie Vardy melakukan tembakan ke gawang Manchester City saat dihalangi Nicolas Otamendi pada lanjutan liga Premier Ingggris di Stadion King Power, Rabu (30/12/2015) dini hari WIB. (Reuters/Darren Staples)

Pemain kelahiran Sheffield itu adalalah fenomena saat ini. Karier sepak bolanya dimulai terlambat dengan masuk ke tim amatir Stocksbridge Park Steels pada 2007.

"Ketika saya masih main di Stocksbridge saya diupah mulai dari tiga puluh pound (Rp 600 ribu) sehingga mengeluarkan 120-130 pound untuk sepasang sepatu baru itu adalah hal terakhir yang Anda ingin lakukan," ujar Vardy.

Dia mengenang masa-masa sulitnya ketika bekerja sebagai buruh di pabrik pembuatan alat-alat penyangga patah tulang. Usai bekerja, pada malam hari Vardy baru bisa ikut bermain bola.

"Tidak mudah ketika Anda muda, dan melihat para pemain di pertandingan terbaik lalu Anda benar-benar ingin sepatu yang sama dengan yang mereka punya. Saat sepatu sobek, Anda berpikir 'saya akan menambalnya sedikit'," katanya mengakhiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya