Liputan6.com, New Delhi Setelah 42 hari pasien terakhir dinyatakan bebas dari Ebola untuk kedua kalinya, Guinea nyatakan bebas dari Ebola pada Selasa lalu. Meski sudah bebas dari Ebola, bukan berarti berhenti melawan virus yang timbulkan 3.800 kasus di negara bagian barat Afrika ini dari total 28.600 kasus yang terjadi.
"Kita harus bekerja membangun sistem perawatan kesehatan tangguh. Kita harus tetap waspada untuk memastikan mampu hentikan kasus serupa di tahun 2016," ujar Direktur WHO Regional Afrika, Matshidiso Moeti.
Baca Juga
Advertisement
Negara tetangga Guinea, Liberia, telah dua kali menyatakan bebas dari Ebola, tapi kembali lagi muncul kasus Ebola. Oleh karena itu Guinea juga tak akan mengendurkan antisipasi agar tak terjadi lagi wabah. Para pakar kesehatan telah melihat bahwa kemampuan virus Ebola bersembunyi sangat hebat, bisa di mata dan air mani sehingga bisa sebabkan wabah kembali.
Warga ibu kota, Conakry, menyambut pengumuman ini dengan perasaan campur aduk. Wabah Ebola telah membuat aneka permasalahan baru di negara ini.
"Sesudah merasa lebih baik, hal yang paling sulit adalah membuat orang menerima saya. Dulu orang-orang menerima saya, tapi sekarang berbalik menghindari saya," terang Camara yang bekerja untuk Medecins Sans Frontieres atau Dokter Tanpa Batas dari Belgia.
Sekitar 2.500 warga Guinea meninggal akibat virus ini sehingga paling tidak ada 6.200 anak menjadi yatim piatu karena orangtua mereka meninggal karena virus Ebola, tutur pekerja dari pusat perlawanan Ebola, Rene Migliani seperti dikutip laman Times of India, Sabtu (2/1/2016).*