Cara Kementan Jaga Pasokan dan Harga Cabai di 2016

Kementan melakukan pengaturan pola tanam, panen dan rencana produksi secara bulanan selama 2016.

oleh Septian Deny diperbarui 31 Des 2015, 18:50 WIB
Pedagang tengah menata cabai dagangannya di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (24/11). Harga cabai, baik cabai merah keriting dan rawit, mengalami kenaikan di pasar tradisional. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, cabai dan bawang merah menjadi sayuran yang paling sering mengalami fluktuasi harga. Penyebabnya pun beragam seperti penurunan volume panen, kurangnya pasokan, gangguan distribusi sampai masuknya musim hujan hingga menyebabkan cabai dan bawang cepat membusuk.

Namun untuk mengatasi hal ini, terutama penurunan volume produksi cabai dan bawang saat panen, Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan strategi berupa penambahan lahan dan pengaturan pola tanam pada masing-masing daerah sentra produksi cabai dan bawang merah.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, untuk bawang merah, Kementan melakukan pengaturan pola tanam, panen dan rencana produksi secara bulanan selama 2016 dengan target luas 129 ribu hektar (ha) yang telah dipetakan.

"Dengan perkiraan produksi 1,29 juta ton tersebar di sentra produksi bawang merah di Pulau Jawa akan memasok 73 persen dari total kebutuhan, Bali Nusa Tenggara 15 persen dan sisanya di Sumatera, Sulawesi dan lainnya," ujarnya di Jakarta, Kamis (31/12/2015).

Sedangkan untuk cabai, rencananya akan disiapkan lahan seluas 152 ribu ha untuk menanam cabai merah besar dan cabai rawit 188 ribu ha dengan perkiraan produksi 1,2 juta ton dan 940 ribu ton. Lokasinya terdiri dari sentra di Pulau Jawa sebesar 51 persen,  Sumatera 17 persen, Sulawesi 4 persen dan sisanya dipasok dari wilayah lainnya.

Selain itu, menurut Amran, komoditas cabai sebenarnya bisa dikembangkan pada setiap jengkal lahan. Untuk itu, pemerintah daerah kabupaten kota juga akan didorong untuk mengembangkan cabai di setiap lahan warga tersedia, di pekarangan rumah dan lainnya.

"Sehingga mampu mencukupi kebutuhan cabai secara mandiri dan tidak bergantung pada daerah lain," kata dia.

Selain itu, mengingat di 8 kota besar di Indonesia seperti di Jakarta dan Surabaya membutuhkan pasokan cabai dan bawang merah yang besar, setidaknya 48 persen dari total kebutuhan konsumsi nasional cabai merah besar, 24,8 persen cabai rawit dan 33 persen bawang merah. Untuk itu Kementan juga akan berupa mengembangkan sentra produksi di daerah yang dekat kota-kota besar.

"Untuk itu lokasi pengembangan sentra produksinya diarahkan tidak terlalu jauh dari pusat kota besar," tandasnya.(Dny/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya