Liputan6.com, Jakarta - Musim kemarau berkepanjangan atau El Nino mengakibatkan stok beras di gudang Bulog terkuras. Posisi stok beras diperkirakan 1 juta ton sampai akhir tahun ini dan 1,35 juta ton di periode akhir Maret 2016. Pasokan tersebut lebih rendah dibanding stok normal 1,5 juta ton.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, stok beras di gudang Bulog cukup sulit karena terjadi El Nino sepanjang 2015. Berdasarkan data BMKG, Kementerian Pertanian menunjukkan penundaan musim tanam terakhir selama satu bulan sehingga kondisi ini akan lebih baik dibanding El Nino pada 1997.
"Stok beras menjelang akhir tahun di Bulog 1 juta ton. Itu sudah termasuk beras impor 485 ribu ton. Biasanya stok beras itu lebih tinggi, sehingga kita lebih cermat menghitung dan antisipatif," ucap Darmin dalam Konferensi Pers Akhir Tahun di kantornya, Jakarta, Kamis (31/12/2015).
Baca Juga
Advertisement
Lanjutnya, stok beras akan berkurang banyak, karena pemerintah mempunyai kewajiban menyalurkan beras untuk rakyat sejahtera (rastra) dengan jumlah lebih dari 230 ribu ton setiap bulan. Belum lagi, operasi pasar yang akan digelar di Januari-Februari 2016.
"Kita sudah perkirakan ada kekurangan pasokan beras dari dalam negeri. Tapi itu bukan berarti buru-buru diimpor. Kita pesan dulu saja (masa pesanan sebulan)," jelas Darmin.
Lebih jauh dikatakannya, dengan impor beras dan perkiraan produksi dalam negeri di periode akhir Maret 2015, stok beras dalam negeri diperkirakan mencapai 1,35 juta ton. Ia pun meramalkan setelah April 2016, situasi akan kembali normal.
"Itu betul-betul masa paceklik dengan stok di akhir Maret 2016 sekitar 1,35 juta ton. Normalnya kita punya 1,5 juta ton. Pada Maret-April, perkiraan produksi normal. Dampak El Nino sudah akan terlewati dengan baik dan kita percaya situasi kembali normal setelah April 2016," ucap Darmin.
Saat ditanyakan kebutuhan impor tahun depan, Darmin mengaku ada lebih dari 430 ribu-450 ribu ton harus masuk ke Indonesia menjelang akhir Januari tahun depan untuk mencapai stok 1 juta ton.
Namun katanya, impor mulai dilakukan mulai pekan ketiga dan keempat Januari 2016. Mantan Gubernur Bank Indonesia itu pun menyebut, pemerintah Indonesia belum menjalin kontrak dengan negara manapun untuk impor tahun depan.
"Paling baru penjajakan berjaga-jaga El Nino dampaknya lebih dalam. Tapi lebih dari 430 ribu-450 ribu ton harus masuk jelang akhir Januari 2016 untuk sampai 1 juta ton. Sisanya impor di Februari dan pada akhir Maret depan sebanyak 1,35 juta ton," terang Darmin.
Menurutnya, langkah tersebut adalah bentuk antisipasi pemerintah terhadap kekurangan stok beras dalam negeri akibat El Nino. Pemerintah tidak ingin mengulang kesalahan El Nino parah di periode 1997 yang memicu impor beras melonjak sampai 7 juta ton karena kurang peka terhadap pergeseran musim tanam.
"Saat itu kita cuma punya stok beras 400 ribu ton di 1997. Waktu itu kita kurang memahami kalau bergeser dua bulan musim tanam, kebutuhan impornya mencapai 5 juta ton. Tapi karena tidak ada persiapan, akhirnya impor 7 juta ton. Yah namanya orang panik berapapun dibeli supaya aman," tukas Darmin.