Jembatan Merah Putih di Ambon Beroperasi Februari 2016

Proyek Jembatan Merah Putih di Ambon, Maluku hampir rampung dikerjakan

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 01 Jan 2016, 13:00 WIB
Jembatan Merah Putih (Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta Proyek Jembatan Merah Putih di Ambon, Maluku hampir rampung dikerjakan. Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono menargetkan jembatan terpanjang di Indonesia Timur ini bisa rampung pada akhir Januari 2016 ini.

Pembangunan jembatan ini tertunda pengerjaannya karena musibah gempa bumi 5,3 skala richter yang mengguncang Ambon pada 29 Desember kemarin. Gempa tersebut menyebabkan tertundanya penyambungan bentang tengah jembatan ini, yang awalnya penyambungan bentang tengah akan dilakukan pada malam pergantian tahun.

Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono mengakui telah terjadi pergeseran pada deck jembatan di bentang tengah sepanjang 9 cm. Dia menginginkan proyek ini dikerjakan dengan menjunjung tinggi prinsip kehati-hatian dan perhitungan yang matang karena menyangkut keamanan.

"Di samping itu, bangunan seperti jembatan dan juga bendungan selalu dilakukan pengeceka ulang oleh komisi keamanan bendungan atau komisi keamanan jembatan guna memastikan tingkat keamanannya," tutur Basuki dalam keterangan resminya, Jumat (1/1/2016).

Basuki mengatakan, proyek ini ditargetkan bakal rampung pada akhir Januari 2016.

"Pertengahan Januari bisa dioperasikan," tuturnya.

Jembatan Merah Putih sendiri sudah ditunggu-tunggu masyarakat Ambon. Gubernur Maluku Said Assagaf mengatakan keberadaan jembatan sangat berpengaruh pada aktivitas perekonomian di Maluku.

Jembatan ini dibangun sejak 17 Juli 2011 dengan biaya sebesar Rp 772,9 miliar. Dana tersebut termasuk biaya pembangunan underpass Jalan Sudirman sebagai tempat berputar kendaraan dari dan menuju ke Jembatan Merah Putih.

Jembatan yang dibangun dengan sistem cable stayed ini menghubungkan Poka dan Galala di kawasan Teluk Ambon. Jembatan ini diharapkan dapat mempersingkat jarak dan waktu tempuh dari kota Ambon menuju Bandara Pattimura yang berkisar 35 Km dan sebaliknya, sehingga biaya operasi kendaraan dapat berkurang.

Selama ini harus ditempuh selama 60 menit dengan memutari Teluk Ambon. Alternatif lain adalah dengan menggunakan kapal penyeberangan (ferry) antara Poka dan Galala dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, ditambah waktu antri.

Secara teknis, panjang jembatan tersebut adalah 1.140 m yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu: Jembatan Pendekat di sisi Desa Poka sepanjang 520 m, Jembatan Pendekat di sisi Desa Galala sepanjang 320 m, dan jembatan utama sepanjang 300 m yang merupakan tipe jembatan khusus, sistem beruji kabel atau cable stayed, dengan jarak antar pilon sepanjang 150 m. (Zul/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya