Liputan6.com, Catania - Seorang bocah 6 tahun asal Catania, Italia mengeluhkan matanya yang gatal bukan main dan memerah. Dokter yang memeriksanya awalnya mendiagnosis, ia menderita eczema atau eksim.
Eczema atau eksim adalah kelainan kulit kronis yang sangat gatal, umum dijumpai, ditandai oleh kulit yang kering, inflamasi dan eksudasi, yang kambuh-kambuhan.
Dokter awalnya memberikan krim eksim dan antihistamin -- untuk matanya yang memerah dan gatal.
Namun, saat diperiksa lebih lanjut menggunakan dermascope -- alat yang dapat melihat kondisi kulit dengan sangat detail, dokter yang memeriksanya terkejut bukan main. Sekaligus merinding.
Pemeriksaan lebih dekat menguak bahwa bulu mata bocah tersebut dikerubuti kutu kelamin (Phthirus pubis), serangga kecil penghisap darah yang bentuknya mirip kepiting (krustasea), hidup dan berkembang di daerah kelamin.
Kutu kemaluan berkembang dengan cara bertelur, lalu menginfeksi daerah rambut kemaluan.
Dokter pun kemudian mengubah resep yang diberikan. Dengan menggunakan salep oksida merkuri untuk membunuh kutu kemaluan. Dioleskan 4 kali sehari selama 2 minggu.
Salep itu tak hanya membunuh kutu, namun juga mengurangi rasa gatal dan menyembuhkan kulit yang merah dan radang.
Dalam jurnal New England Journal of Medicine, dokter mengatakan apa yang dialami bocah malang tersebut memberi petunjuk soal area mana yang diserbu kutu kemaluan pada anak-anak -- yang area tubuh lain belum banyak ditumbuhi rambut.
Masalahnya, bagaimana bisa kutu kemaluan ada di bulu mata bocah 6 tahun?
Baca Juga
Advertisement
"Kutu tersebut biasanya menyebar akibat kontak langsung dengan orang dewasa yang terinfeksi," kata mereka, seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (1/1/2016).
"Serangan kutu kemaluan seringkali sulit teridentifikasi. Sebab, mereka menyeruak masuk ke pelupuk mata, sehingga seringkali salah didiagnosa sebagai eksim atau konjungtivitis alias peradangan selaput mata (conjunctiva)."
Meski namanya kutu kelamin atau kemaluan (pubic lice), parasit kecil itu juga bisa tinggal di bulu mata, bulu ketiak, bahkan janggut.
Ribuan Tahun Bikin Gatal Manusia
Kutu kemaluan telah menyerang manusia selama ribuan tahun. Para arkeolog menemukan spesimen fosil makhluk itu di Inggris, dari masa Abad ke-1 Masehi.
Phthirus pubis adalah hasil evolusi dari moyangnya, kutu gorila (Pthirus gorillae) sekitar 3,3 juta tahun lalu.
Parasit itu beradaptasi untuk hidup di area tubuh manusia yang memiliki kepadatan rambut atau bulu seperti pada gorila.
Kutu dewasa bertelur di batang rambut, dekat kulit. Kemudian, 10 hari setelahnya telur mereka menetas jadi nimfa dan mulai menghisap darah manusia.
Mereka menyebar lewat kontak tubuh, biasanya melalui hubungan seksual.
Namun, bisa saja seseorang terserang kutu kemaluan dengan perantaraan selimut, handuk, sprei, atau pakaian penderita. Meski hewan itu tak bisa melompat dari satu manusia ke manusia lain seperti kutu rambut.
Dokter menganjurkan, orangtua yang terserang kutu tak mengizinkan anak-anak mereka tidur di ranjang yang sama dengan mereka.
Setelah seseorang terserang kutu kelamin, butuh waktu beberapa minggu sebelum gejalanya terlihat.
Yang termasuk gejala adalah gatal di lokasi yang terserang, ditemukan bintik darah kecil pada kulit atau pakaian. Juga jejak garukan atau semacam bubuk hitam pada pakaian dalam.
Kutu kelamin juga dapat menyebabkan bintik berwarna kebiruan pada kulit di mana mereka hidup. Seperti di paha atau perut bagian bawah -- yang disebabkan gigitan mereka.