Ikon Baru Semarang, Jadi Kota yang Membahagiakan Jomblo

Para pengunjung banyak yang mengunggah foto-foto mereka berlatar Simpang Lima Semarang ke media sosial.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 02 Jan 2016, 13:27 WIB
Para pengunjung banyak yang mengunggah foto-foto mereka berlatar Simpang Lima Semarang ke media sosial. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Semarang - Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, bersolek saat memasuki Tahun Baru 2016. Semua demi membuat landmark Kota Semarang lebih manusiawi bagi publik.

Sejak akhir 2015, sejumlah pekerja sibuk membenahi taman yang diproyeksikan menjadi ecopark paling humanis di Jawa Tengah. Tanaman-tanaman hias diperbarui, begitu pula dengan rumput di lapangan. Pekerja juga sudah menyelesaikan pengerjaan lubang biopori dan saluran air bawah tanah yang terhubung langsung dengan drainase utama.

Yang paling menonjol adalah pemasangan giant letter dari lampu LED. Giant letter bertuliskan 'Simpang Lima' itu dipasang untuk memfasilitasi kegemaran masyarakat berfoto.

Dari pantauan Liputan6.com, sudah banyak pengunjung yang ke Simpang Lima untuk sekedar nongkrong. Banyak di antara mereka berteduh di bawah pepohonan besar sejak siang hari. Tak hanya itu, pengguna jalan juga banyak yang berhenti sejenak sekadar mengambil gambar ikon yang belum lama terpasang.


Keramaian itu mengundang Sartono mengais rezeki dengan menyewakan sepeda hias tandem. Tak kurang dari Rp 1 juta per hari berhasil ia bawa pulang dari usaha itu.

"Simpang Lima sekarang hebat. Kelihatan jauh lebih maju," kata Sartono di Semarang, Sabtu (2/1/2016).

Pengakuan Sartono berbanding lurus dengan promosi Simpang Lima sebagai ruang publik yang humanis di media sosial. Promosi bukan dilakukan pemerintah, tapi para pengunjung yang mengunggah foto-foto mereka. Namun, sebagian warga khawatir jika promosi viral itu berdampak buruk pada kondisi taman.

"Saya agak khawatir taman ini nasibnya seperti Taman Amarilis di Gunungkidul. Sekarang banyak yang berfoto, semoga semua bisa menjaga," kata Silvi, salah satu pengunjung.

Kekhawatiran serupa juga diungkapkan oleh Sunarko, salah seorang pekerja taman. Menurut dia, meski perawatan taman yang berisi bunga aeris, amarilis, aster dan lain-lain itu tidak terlalu sulit, pengerjaannya butuh ketelatenan. Karena itu, ia berharap warga bisa ikut menjaga taman kota.

"Pengunjung bisa jadi cuma bisa motret-motret tanpa pernah membayangkan sulitnya merawat. Saya berharap siapapun ikut menjaga taman ini. Apalagi dibiayai dari dana masyarakat," kata Sunarko.

Wakil Wali Kota terpilih, Hevearita G Rahayu menyebutkan, ia berencana meningkatkan kualitas Simpang Lima sebagai ruang publik di Semarang setelah dirinya dilantik secara resmi. Ia akan menggandeng pihak swasta untuk memfasilitasi pengadaan wifi gratis di taman itu.

"Biar yang masih jomblo ikut merasa bahagia. Anak-anak jomblo kan paling demen bermedsos, jadi Semarang akan menuju kota yang jomblonya berbahagia," ujar Hevearita sambil tersenyum.

Simpang Lima Semarang akan didorong untuk menjadi penyangga dari keberadaan Kota Lama yang sudah diprogramkan sebagai destinasi wisata utama di Kota Semarang. Dengan mobilitas warga yang tinggi, diharapkan ekonomi juga semakin menggeliat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya