Liputan6.com, Riyadh - Pemerintah Arab Saudi mengeksekusi 47 orang yang terlibat dalam kasus terorisme. Eksekusi ini dinilai sebagai pesan yang tegas untuk jihadis muslim Sunni dan Syiah yang kerap menggelar protes anti-pemerintah, bahwa kerajaan Islam konservatif tidak akan membiarkan adanya perbedaan pendapat yang disertai kekerasan.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (2/1/2016), eksekusi yang dilaksanakan pada Sabtu waktu setempat itu terjadi di tengah perang kata-kata yang berkembang antara Arab Saudi dan kelompok militan ISIS yang menyerukan serangan di negara kerajaan itu.
Tak hanya itu, eksekusi ini juga dapat meningkatkan ketegangan dengan Iran setelah ulama Syiah terkemuka Nimr al-Nimr juga berada dalam daftar pelaku teror yang dieksekusi. Apalagi tahun lalu Teheran sudah memperingatkan bahwa mengeksekusi Nimr akan dibayar mahal oleh Arab Saudi.
Nimr al-Nimr adalah pendukung protes anti-pemerintah yang meletus secara massal di Provinsi timur Arab Saudi pada 2011. Dia mengkritik pemerintah dan menutut diselenggarakannya pemilihan umum.
Penangkapan al-Nimr dua tahun lalu, di mana ia ditembak, memicu telah kerusuhan berhari-hari karena pendukungnya yakin Nimr al-Nimr tidak pernah menganjurkan kekerasan.
Baca Juga
Advertisement
Hukuman mati untuk Sheikh Nimr sendiri dikonfirmasi pada Oktober 2015. Saudara laki-lakinya mengatakan, dia dinyatakan bersalah karena mencari bantuan asing di Arab Saudi, tidak mematuhi pemimpinnya dan melawan pihak keamanan.
Terbesar di Awal Tahun
Eksekusi terhadap 47 orang ini adalah yang terbesar untuk pelaksanaan secara massal di Arab Saudi sejak tahun 1980, ketika 63 pemberontak jihad yang merebut Masjidil Haram pada 1979 dihukum mati.
Ini juga merupakan eksekusi yang pertama di tahun 2016, sementara setidaknya 157 orang dihukum mati tahun lalu di Arab Saudi, peningkatan yang besar jika dibandingkan dengan 90 orang yang dieksekusi pada 2014.
Arab Saudi pada 2015 mengalami serangkaian pemboman dan penembakan oleh militan jihad yang bersimpati kepada kelompok ISIS. Serangan itu menewaskan puluhan orang dan meningkatkan tekanan pada Riyadh untuk menunjukkan ketegasan.
"Ada tekanan besar pada pemerintah untuk menghukum orang-orang. Ini termasuk semua pemimpin Al-Qaeda, semua yang bertanggung jawab untuk menumpahkan darah. Ini juga mengirimkan pesan," kata Mustafa Alani, seorang analis keamanan Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
Setidaknya tiga Syiah lainnya dieksekusi bersama Nimr, termasuk Ali al-Rubh, siapa kerabat mengatakan adalah remaja pada saat kejahatan yang ia dihukum, Mohammed al-Shayoukh dan Mohammed Suwaymil.
Aktivis di Distrik Syiah dari Qatif telah memperingatkan kemungkinan adanya protes dalam menanggapi pelaksanaan eksekusi ini. Namun, saudara Nimr, Mohammed al-Nimr, mengatakan dia berharap respons apa pun akan berlangsung damai.