4 Dampak Konflik Ical Versus Agung pada Kantor DPP Golkar

Gedung yang dulunya tempat berkumpul para tokoh Golkar itu kini mulai tak terawat dan memprihatinkan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 02 Jan 2016, 22:30 WIB
Gedung yang dulunya tempat berkumpul para tokoh Golkar itu kini mulai tak terawat dan memprihatinkan.

Liputan6.com, Jakarta - Dampak perseteruan dua kubu kepengurusan Partai Golkar antara Agung Laksono dan Aburizal Bakrie atau Ical, secara langsung berdampak terhadap kantor DPP Partai Golkar, yang sebelumnya sempat diperebutkan 2 kubu tersebut.

Lalu apa saja yang terjadi pada kantor partai berlambang beringin itu, sejak Agung dan Ical berseteru. Liputan6.com merangkum 4 dampak adanya konflik internal partai itu, di antaranya:

1.  Gelap Gulita

Kompleks bangunan yang didominasi cat kuning di Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, tempat Dewan Perwakilan Pusat Golkar bernaung kini telah gelap gulita. Karena, aliran listriknya diputus PLN.

"Ya udah dicabut mas, kemarin katanya ada orang PLN datang. Kabarnya karena nunggak 2 bulan. Jadi kalau malam gelap banget," kata seorang staf partai di Jakarta, Sabtu (2/01/2016).

Suasan kini berbeda dengan beberapa tahun lalu. Menurut seorang penjaja makanan yang berada di sana, biasanya gedung tersebut selalu ramai dihadiri para kader. Bahkan, sejumlah politikus pun kerap rapat hingga dini hari di kantor itu.

"Saya dulu sering lihat Pak Idrus Marham, Pak Setya, Pak Zainuddin Amali, sering bareng. Apalagi Pak Yorrys. Ramai, sekarang beda, sepi. Kebanyakan dari kubu Pak Agung yang saya lihat," ungkap dia.

2. Bangunan Tak Terawat

Tepat pada 4 Mei 2010, Ical meresmikan renovasi Gedung Karya II di kompleks Gedung DPP. Dia berniat merenovasi, lantaran sudah sangat tua dan tidak layak. Ical berkeinginan Ruang Karya II menjadi bersih, indah, sehat, aman, dan nyaman.

Namun kini, gedung tersebut seperti sudah tak layak. Bahkan keberadaan lift di gedung tersebut, bisa dibilang sudah jadul atau 'ketinggalan jaman'.

Bukan hanya itu, disampingnya pun banyak unit air coditioner (AC) yang terlihat mulai berkarat bertumpukan. Hampir tidak ada kesan indah, sehat, aman, dan nyaman.

Bukan hanya itu, di Gedung Graha Karya Bakti pemenangan pemilu terlihat tak terawat. Pafon atas bangunan itu beberapa sudah mulai jebol. Bahkan, tak layak jika disandingkan dengan kantor parpol lainnya, khususnya PDIP yang pada tahun lalu meresmikan gedung barunya di Jalan Diponegoro.

3. Cat Kuningnya Memudar

Partai Golkar yang identik dengan warna kuning, ternyata tidak dibarengi dengan apa yang terjadi di DPP Golkar belakangan ini. Warna cat di sekitar gedung sudah memudar, bahkan sudah tak kuning lagi.

Pantauan Liputan6.com di Graha Wisma Bhakti 1, tempat yang kerap digunakan para kader Golkar berkumpul, sisi bangunannya sudah mengelupas. Banyak retakan di tembok terlihat jelas dan kusam.

Menurut seorang penjaga, bangunan tersebut memang sudah tak dicat lagi selama setahun lebih.

"Sudah setahun enggak dicat. Enggak tahu apa alasannya. Mungkin karena kisruh ini. Waktu ulang tahun Golkar pun hanya menggunakan dekorasi dari pihak luar, bukannya dicat ulang," pungkas pria yang enggan menyebutkan namanya itu.

4. Satpam Kantor Telat Digaji

Terkait gaji satpam yang kabarnya tidak dibayar, Islami, satpam kantor DPP Golkar membantah. Dia mengaku gaji Rp 2,5 juta nya hanya telat dibayar.

"Kita tetap digaji kok. Memang agak telat dibayarnya. Kadang telat seminggu, kadang bisa 2 minggu. Tapi enggak ada yang masih dihutangi," ungkap Ismail.

Dia menuturkan, kini yang berjaga 15 orang dengan sistem kerja, 4 hari kerja 2 hari libur. Kendati, dengan ketiadaan pengurus yang hadir, membuat dirinya merasa berbeda.

"Sekarang beda, enggak kayak dulu. Dulu waktu lembur atau apa, sering diberikan tambahan sama pengurus Golkar lainnya. Sekarang itu hanya yang kasih Pak Yorrys," pungkas Ismail.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya