Liputan6.com, Yogyakarta - Puro Pakualaman bersiap menggelar hajatan besar dalam beberapa hari ke depan. Kanjeng Bendoro Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo ditetapkan menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X di Bangsal Sewotomo Pakualaman pada Kamis, 7 Januari mendatang.
Persiapan seperti gladi Jumenengan Dalem (prosesi penobatan) dan Kirab Ageng pun digelar pada hari ini. Raden Wedono Hasto Prakosa selaku Ketua Panitia Pelaksana Jumenengan Dalem Paku Alam X mengatakan, pelaksanaan gladi bersih untuk memastikan persiapan kirab berjalan sesuai dengan rencana.
Selain itu, imbuh Hasto, gladi bersih tersebut untuk mengetahui kesiapan kereta berikut kuda penarik yang akan digunakan dalam Jumenengan Dalem dan Kirab Ageng.
Dalam kirab nanti juga akan diiringi 4 ekor gajah dari Kebun Binatang Gembiraloka dan Koleksi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. 4 Ekor Gajah ini masuk dalam barisan utama sebelum kereta Kyai Manik Koemolo dan 5 kereta kencana lainnya melintas.
"Besok (7 Januari 2015) akan ada 4 ekor gajah dari Gembiraloka dan keraton yang akan turut meramaikan Kirab Jumenengan," ujar Ketua Kirab Jumenengan Dalem Paku Alam X, Widihasto Wasana Putra, Minggu (3/1/2016).
4 Ekor gajah ini masuk dalam 18 rangkaian prosesi Jumenengan Paku Alam X dan Kirab Ageng. Selain gajah akan ada 50 abdi dalem yang membawa bendera Kadipaten Pakualaman. Setelah itu diikuti barisan prajurit dari Pakualaman, yaitu Lombok Abang.
Baca Juga
Advertisement
"4 Ekor Gajah yang ikut meramaikan bernama Sibaya (32), Cempaka (25), Natasya (24), dan Gilang(17). Gajah yang bernama Gilang merupakan koleksi Kasultanan Yogyakarta, 3 lainya dari Gembiraloka," ujar Hasto.
Hasto mengatakan, dalam gladi kirab kereta kencana menempuh 3,6 kilometer dari Pakualaman, Jalan Sultan Agung, Jalam Hayam Wuruk, Jalan Bausasran, Jalan Gayam, Jalan Cendana, Jalan Kusumanegara, Jalan Sultan Agung dan kembali ke Puro Pakualaman.
"Total ada 700 orang yang akan turut meramaikan Kirab Jumenengan. Pengamanan kirab, sekitar 2.500 orang," tandasnya.
Pantauan Liputan6.com, kereta kencana yang ikut dalam gladi kirab dimulai dari kereta Kyai Manik Koemolo yang ditarik 6 kuda. Sementara di belakangnya kereta Ampilan Keraton dengan 4 kuda. Sementara kereta baru Pakualaman yang diberi nama Jaladara ditarik 6 kuda.
"Total 30 kuda. Kalau Manik Koemolo ditarik 6 kuda dan kereta baru sama. Lainnya 4 kuda," ujar Hasto.
Ini Rangkaian Prosesi Jumenengan
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam IX wafat pada 21 November 2015. Putra sulung Paku Alam IX, KBPH Prabu Suryodilogo pun segera dinobatkan sebagai penerus ayahnya, menjadi KGPAA Paku Alam X.
KBPH Prabu Suryodilogo yang lahir di Yogyakarta pada 15 Desember 1962, setiap hari bekerja sebagai Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kerabat Pakualaman Bupati Sepuh KRMT Roy Suryo Notodiprojo atau Roy Suryo mengatakan proses Jumeneng Dalem PA X akan dilaksanakan Kamis Legi 7 Januari 2016/26 Mulud 1949 dimulai pukul 08.30 WIB.
Tahapan Jumeneng Dalem dimulai saat KBPH Prabu Suryodilogo mengenakan busana kebesaran Adipati Paku Alam di Gedung Maerakaca. Selanjutnya, ia akan sumene di Pendapa Sewarengga.
"Proses berikutnya beliau berjalan melalui Witana, yakni teras dari Pendapa Sewarengga menuju Dalem Ageng Prabasuyasa. Di sana beliau mengenakan kelengkapan karset (kalung) dan cincin kagungan dalem," ujar Roy di Yogyakarta, Minggu (3/1/2016).
Roy menjelaskan, setelah di Dalem Ageng Prabasuyasa, KBPH Prabu Suryodilogo akan berjalan menuju Bangsal Sewatama didahului kerabat dalem yang membawa tombak Kanjeng Kyai Buyut dan Kanjeng Kyai Paku Baru -- keduanya adalah pusaka utama Kadipaten Pakualaman yang diturunkan mulai dari Paku Alam I.
Setelah itu, KBPH Prabu Suryodilogo akan duduk di kagungan dalem Bangsal Sewatama untuk menerima penyematan bintang atau bros kebesaran Adipati serta mengenakan keris pusaka Kanjeng Kyai Buntit.
"Penyematan bintang atau bros kebesaran serta keris Kyai Buntit adalah simbol resmi pelantikan sebagai Adipati Paku Alam yang bertakhta dan berhak menyandang gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X," papar Roy.
Roy menjelaskan, usai proses penyematan, KGPAA Paku Alam X menyampaikan pidato paneteging karsa. Dalam kesempatan ini KGPAA. Paku Alam akan menegaskan visi misi Kadipaten Pakualaman yang disarikan sebagai 'Pengemban Kebudayaan'. Setelah pidato paneteging karsa disusul pembacaan undang atau pemberian gelar kepada permaisuri dan rayi-rayi dalem.
"Rangkaian Jumeneng Dalem PA X akan ditutup dengan penampilan beksan Bedhaya Panji Angrana Kung. Tarian ini merupakan yasan dalem Paku Alam ll," beber Roy.
Kirab Ageng Jumeneng
Setelah prosesi di Bangsal Sewatama rampung, maka proses selanjutnya adalah Kirab Ageng Jumeneng sekitar pukul 14.00 WIB. Kirab mengambil rute mengelilingi Pakualaman.
"Rute start Kadipaten Pakualaman-Sultan Agung-Gajah Mada-Bausasran-Gayam-Cendana-Kusumanegara-Sultan Agung dan berakhir kembali di Kadipaten Pakualaman. KGPAA Paku Alam X akan menaiki kereta Kyai Manik Kumala diiringi kerabat dan sentana dalem," ungkap Roy.
Sementara itu Kawedanan Budaya dan Pariwisata Puro Pakualaman, KPH Indro Kusumo mengatakan, selain gladi kirab, Pakualaman juga menggelar gladi jumenengan. Di mana prosesi gladi jumenengan dilakukan di Bangsal Sewatama.
Indro mengatakan saat prosesi jumenengan akan disertai dengan keluarnya beberapa pusaka. Di antaranya, 2 tombak bernama Kyai Paku Baru dan Kyai Buyut, serta keris Kyai Buntit. Keluarnya ketiga pusaka tersebut juga akan disertai dengan sesaji.
"Dalam sejarahnya, pusaka ini pernah dipakai jumengenan Paku Alam sebelumnya," kata Endro.
Saat proses jumenengan, kerabat Puro Pakualaman yang paling tua akan melakukan upacara peresmian jumenengan. Namun ia belum bisa memastikan, siapa kerabat Puro Pakualaman tertua yang akan membuka upacara itu. "Bisa cucu dari Paku Alam VII, VI, atau V," ujar Endro.
Dalam prosesi tersebut juga akan disuguhkan tari-tarian dari 7 penari. Setelah itu, pada siang hari prosesi Kirab Ageng dilaksanakan. Saat Kirab Ageng tersebut akan diikuti 6 kereta. 6 Kereta yang akan ikut dikirab, yakni Kyai Manik Koemolo, Rejo Pawoko, Jolodoro, Rara Kumenyar, Kyai Brajanolo, dan Kyai Manik Brojo.
Kereta Baru
Adik Prabu Suryodilogo, Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Hariyo Danardono mengatakan, dalam pelaksanaan kirab akan ada kereta baru yang dibuat oleh Pakualaman. Kereta yang awalnya belum dinamai akhirnya diberi nama Jolodoro.
Kereta ini dinamai oleh Prabu Suryodilogo. Kereta ini akan menjadi kereta jumeneng Paku alam X nantinya. Ia tidak mengetahui kenapa kereta hitam mirip kereta kencana Kerajaan Inggris dinamai Jolodoro. "Kalau untuk namanya nanti biar beliau yang memberitahukan. Saya tidak tahu," ucap Danardono.
Sementara dari pantauan Liputan6.com, Puro Pakualaman masih ramai dengan persiapan jumenengan. Tenda tratak mulai terlihat, sementara beberapa abdi dalem sibuk menyiapkan apa saja yang akan digunakan saat prosesi jumenengan nanti.
Advertisement