Realisasi Inflasi 2015 Sesuai dengan Target BI

Ke depan, inflasi diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu di kisaran 4 persen.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Jan 2016, 17:30 WIB
Bank Inodnesia (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Angka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2015 tercatat sebesar 0,96 persen (mtm), meningkat dari bulan lalu, terutama disumbang oleh komponen volatile food dan administered prices, sementara inflasi inti tercatat relatif rendah. Dengan demikian, inflasi IHK secara keseluruhan tahun 2015 mencapai 3,35 persen (yoy), berada dalam kisaran sasaran inflasi BI, yaitu 4 persen plus minus 1 (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menjelaskan, pada bulan Desember 2015, inflasi pada kelompok volatile food mencapai 3,53 persen (mtm), terutama bersumber dari kenaikan harga pada komoditas cabai merah, bawang merah dan daging ayam. Untuk keseluruhan tahun, inflasi volatile food mencapai 4,84 persen (yoy), cukup rendah di tengah terjadinya gejala El Nino.

Menurutnya, realisasi tersebut seiring dengan terjaganya kecukupan pasokan bahan pangan, yang didukung oleh semakin kuatnya koordinasi Pemerintah dan BI. "Antara lain melalui TPI dan TPID, dalam mendorong peningkatan produksi dan memperbaiki distribusi serta meminimalkan berbagai distorsi harga bahan pangan," tuturnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (4/1/2016).

Sedangkan inflasi administered prices pada bulan Desember 2015 tercatat sebesar 0,86 persen (mtm), terutama didorong oleh penyesuaian tarif listrik, dan kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan musim liburan. Untuk keseluruhan tahun, kelompok administered prices mencatat inflasi yang rendah, yakni 0,39 persen (yoy).

Hal ini ditopang oleh menurunnya harga energi dunia di tengah reformasi subsidi berupa penyesuaian harga BBM dan LPG 12 kg, serta penyesuaian tarif listrik.

Sementara itu, inflasi inti tergolong rendah, baik secara bulanan, yaitu 0,23 persen (mtm), maupun tahunan, yaitu 3,95 persen (yoy). Rendahnya inflasi inti tersebut didorong oleh ekspektasi inflasi yang terjaga. Hal tersebut tidak terlepas dari peran kebijakan BI dalam mengelola permintaan domestik, menjaga stabilitas nilai tukar, dan mengarahkan ekspektasi inflasi.

Ke depan, inflasi diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu di kisaran 4 persen. 

Koordinasi kebijakan Pemerintah dan BI dalam mengendalikan inflasi perlu terus diperkuat, terutama terkait dengan kemungkinan penyesuaian administered prices dan mewaspadai tekanan inflasi volatile food. (Yas/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya