Makanlah Hanya Kalau Lapar

Peserta penelitian yang memang lapar ketika makan memiliki kadar gula darah yang lebih rendah setelah makan.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 05 Jan 2016, 06:00 WIB
Ilustrasi menolak makanan. (Sumber myproana.com)

Liputan6.com, Ithaca - Pemasaran produk makanan kerap membuat orang makan ketika mereka sedang tidak lapar sehingga orang makan secara kurang sehat, demikian menurut suatu penelitian baru.

Para peneliti di Cornell University mendapati bahwa ketika orang makan saat tidak lapar, kadar gula darah meningkat lebih daripada jika mereka menunggu dan makan hanya pada saat lapar.

Namun demikian, ketersediaan makanan dan pengaruh periklanan menggiring konsumsi makanan yang mudah disajikan, sehingga meningkatkan kemungkinan orang makan ketika tidak sedang lapar.

Kata Dr. David Gal, profesor pemasaran di University of Illinois, “Coba ingat-ingat ketika kamu makan terakhir kalinya. Apakah kamu memang lapar?”

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the Association for Consumer Research, para peneliti mengumpulkan 45 orang mahasiswa S1 dan meminta mereka untuk menilai tingkat lapar mereka, dan kemudian diberikan makanan berkarbohidrat tinggi. Kadar gula darah setiap peserta diukur setelah makan dan dalam interval waktu yang sama setelah makan.

Secara keseluruhan, para mahasiswa dalam penelitian yang memang lapar ketika makan memiliki kadar gula darah yang lebih rendah setelah makan dibandingkan dengan mereka yang tidak lapar ketika makan.

“Temuan ini menduga bahwa mungkin lebih sehat bagi orang-orang untuk makan ketika mereka lapar ringan daripada ketika mereka tidak lapar,” kata Gal dalam terbitan pers.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya