Liputan6.com, Riyadh - Setelah Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, negara-negara koalisinya mengikuti langkah tersebut. Hubungan Iran dan Arab Saudi memanas setelah Riyadh mengeksekusi 47 orang, di antaranya adalah ulama Syiah Nimr al-Nimr.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan 'drama Riyadh-Teheran' sudah pada tahap mengkhawatirkan.
Adapun negara-negara tersebut adalah Bahrain, Sudan, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Bahran dan Sudan mengikuti Arab Saudi, memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Sementara UEA menurunkan tingkat derajat hubungan kedua negaranya.
Baca Juga
Advertisement
UEA juga menarik duta besarnya di Teheran. Sebagian negara anggota UEA juga membatasi hubungan diplomatiknya, namun beberapa lainnya tak mempermasalahkan hal tersebut.
Beberapa negara anggota UEA yang tak ikut memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Arab Saudi adalah Kuwait dan Qatar.
Putus hubungan diplomatik dilakukan oleh Arab Saudi, setelah kedutaan besarnya di Teheran diserang oleh sekelompok orang yang tak setuju dengan eksekusi itu. Itu adalah eksekusi terbesar bagi kerajaan konservatif Saudi sejak 1980.
Arab Saudi, dikutip dari CNN Senin 4 Januari, juga membatalkan seluruh penerbangan ke dan dari Iran.
Sementara itu Rusia dan China sebagai dua negara yang berpengaruh di wilayah itu mengeluarkan pernyataan agar Iran dan Arab Saudi diharapkan bisa menahan diri.
"Moskow sangat khawatir tentang eskalasi situasi di Timur Tengah, terutama dua negara kunci (Arab Saudi dan Iran)," tulis keterangan Menlu Rusia. Moskow juga meminta para warga Saudi dan Iran untuk menahan diri dan hindari perilaku yang bakal membuat tensi kedua negara memanas.
Sepert segendang sepenarian, China juga khawatir dengan situasi itu dan berharap semua pihak untuk tenang serta menahan diri. Negara Tirai Bambu itu pun menyarankan dialog dan negosiasi seharusnya digunakan untuk memecahkan perbedaan untuk mencapai keadilan dan stabilitasi.