Liputan6.com, Beirut - Kondisi di Timur Tengah terus memanas. Belum usai perselisihan antara Iran-Arab Saudi, keadaan mencekam terjadi di perbatasan Lebanon.
Hal ini terjadi setelah kelompok radikal Lebanon, Hizbullah meledakkan bom di perbatasan tersebut. Bom itu ditargetkan ke sekumpulan kendaraan militer Israel yang berada di wilayah ini.
Dalam pernyataan resminya Hizbullah menyebut, serangan itu merupakan respons dari terbunuhnya seorang komandan perang ternama Suriah, Samir Qantar. Hizbullah sejak lama dikenal sebagai sekutu utama Presiden kontroversial Suriah, Bashar Al-Assad.
Baca Juga
Advertisement
"Bahan peledak kami tanam di wilayah perkebunan Shebba. Kami membawa itu usai komandan perang Samir Qantar terbunuh Desember lalu," sebut keterangan resmi Hizbullah seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/1/2015).
Terbunuhnya Samir membuat kelompok Hizbullah naik pitam. Mereka menuding Israel sebagai otak di balik terbunuhnya komandan perang Suriah itu. Hizbullah dalam suatu kesempatan menyatakan siap membalas serangan Israel.
Ledakan yang dilakukan kelompok Hizbullah tidak didiamkan begitu saja. Israel langsung membalas dengan melancarkan tembakan di wilayah Selatan Lebanon.
Dari laporan sejumlah media Lebanon, daerah yang paling terdampak tembakan Israel adalah wilayah dekat kota Al Wazzani. Meski menyebabkan kerusakan di beberapa gedung tapi tidak ada korban luka atau jiwa yang jatuh.
Menurut saksi mata kejadian, walau tak ada korban, Isreal melepaskan setidaknya 10 tembakan ke daerah itu.
Melihat semakin mencekamnya kondisi di tempat tersebut, Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon, UNIFIL segera bertindak. Mereka mendesak kedua pihak untuk menghidari tindakan provokatif. Tak cuma itu, UNIFIL memutuskan menambah patroli keamanan usai insiden tembakan dan bom terjadi.
"Kami menyerukan agar dua pihak menahan diri dari segela tindakan provokasi," ucap Kepala Misi UNIFIL Mayor Jenderal Luciano Portolano.
Beberapa pekan lalu, Israel telah mengeluarkan pernyataan kalau mereka bukan pihak yang menyebabkan Samir Qantar meregang nyawa. Tetapi Negara Zionis ini menyambut baik tewasnya Samir.*