Liputan6.com, Jakarta - Untuk lebih meningkatkan kualitas robot penjinak bom, peneliti di Fraunhofer Institute di Jerman telah membuat sensor untuk robot yang dapat melakukan pemindaian tiga dimensi dari interior sebuah paket yang mencurigakan.
Dikutip dari Popular Science, Rabu (6/1/2016), para peneliti tersebut mengatakan, sistem yang telah mereka kembangkan terdiri dari sebuah suite sensor multimodal, yang terdiri dari pemindai gelombang milimeter, sebuah kamera digital berresolusi tinggi, dan sistem pemantauan lingkungan tiga dimensi.
Komponen itu terkandung dalam sebuah dudukan dan dipasang pada platform robot tersebut. Divisi penanganan bom secara jarak jauh mengendalikan robot dari jarak aman.
Kemudian, sensor tiga dimensinya yang berputar membuat survei tiga dimensi dari tempat kejadian perkara. Adapun kamera digitalnya menyajikan gambar beresolusi tinggi.
Baca Juga
Advertisement
Selanjutnya
Sementara itu, sensor gelombang milimeter memindai sumber bahaya dan menciptakan citra apa yang ada di dalamnya. Sebuah komputer yang tertanam pada robot itu mengumpulkan data dan mengirimkannya ke para peneliti, di mana data itu akan digabungkan di komputer.
Setelah robot melakukan pemindaian terhadap paket mencurigakan tersebut, para ahli dapat memeriksa apa yang ada di dalamnya, dan memutuskan apakah paket itu akan dihancurkan atau tidak.
Memiliki informasi ini sangat berguna bagi proses aktual penanganan bom. Tak hanya itu, para ahli kemudian dapat menyerahkannya ke penegak hukum yang mencari cara untuk melacak pengebom.
Saat ini, jika penjinak bom ingin melihat ke dalam sebuah paket, mereka harus membuat robot miliknya membawa paket itu dan menempatkannya di stasiun Sinar X mobile.
Dalam prosesnya, cara ini bisa menimbulkan risiko, seperti mencabut sejumlah bagian dari bom tersebut. Sementara pemindaian bom seperti ini memungkinkan penjinak bom memperoleh informasi secara cepat dan mudah.
Sensor ini dijadwalkan mengawali demonstrasinya di tahun ini, dengan suite sensor utuh yang tersedia bagi robot penjinak bom yang direncanakan untuk 2019 mendatang.
(Why/Isk)
Advertisement