Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah di awal tahun ini memberikan banyak hadiah untuk masyarakat. Harga di sejumlah komponen energi diturunkan pemerintah di pembuka 2016 ini. Bahan bakar listrik (BBM), listrik, hingga elpiji mengalami penurunan harga yang bervariasi. yang pasti, masyarakat menyambut baik penyesuaian harga ini.
Penurunan harga BBM untuk premium dan solar sebenarnya sudah ditetapkan pada akhir tahun lalu. Namun penyesuaian harga baru efektif berlaku pada hari ini (5/1/2016) pukul 00.00.
Harga BBM jenis Premium RON 88 di Wilayah Penugasan Luar Jawa-Madura-Bali turun menjadi Rp 6.950/liter dari harga sebelumnya Rp 7.300/liter dan solar menjadi Rp 5.650/liter dari harga sebelumnya Rp 6.700/liter.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan penurunan harga tersebut berdasarkan pertimbangan berbagai parameter, seperti harga referensi minyak periode tiga bulan.
Baca Juga
Advertisement
Harga untuk Gasoline 92 (bensin) rata-rata sebesar US$ 57,38 per barel dan untuk Gasoil (solar) rata-rata sebesar US$ 54,8 per barel.
"Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (kurs), biaya penyimpanan, biaya distribusi BBM untuk menjangkau seluruh wilayah NKRI, pajak (PPN dan PBBKB) dan marjin untuk badan usaha penyalur (SPBU). Pemerintah menetapkan kebijakan harga BBM," kata Wiratmaja.
Wiratmaja mengungkapkan pihaknya juga memperhatikan persiapan penyesuaian sistem dalam penyediaan dan pendistribusian BBM yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) pada awal Januari 2016 dan untuk menjamin kehandalan stok BBM di SPBU seluruh Indonesia.
Tak hanya premium dan solar, BBM yang dijual Pertamina lain yakni Pertamax, Pertalite, Pertamina Dex hingga Pertamax Plus juga mengalami penurunan harga.
Direktur Pemasaran Pertamina Achmad Bambang menyebutkan, Pertalite akan turun Rp 350 per liter dari Rp 8.250 per liter menjadi Rp 7.900 per liter.
Untuk jenis Pertamax khusus di wilayah jakarta dan Jawa Barat akan turun dari Rp 8.650 per liter menjadi Rp 8.500 per liter.
Sedangkan untuk Pertamax di wilayah Jawa tengah dan Yogyakarya turun dari Rp 8.750 per liter menjadi Rp 8.600 per liter, Pertamax di Jawa Timur turun dari RP 8.750 per liter jadi Rp 8.600 per liter.
Untuk Pertamax plus di wilayah Jakarta akan turun dari Rp 9.650 per liter menjadi Rp 9.400 per liter.
Selain itu, untuk Pertamina Dex di wilayah Jakarta akan turun dari Rp 9.850 per liter ke Rp 9.600 per liter. "Harga untuk Solar Non PSO juga akan turun dari Rp 8.300 per liter ke Rp 8.050 per liter." tuturnya.
Tarif listrik turun
Tepat pada Jumat 1 Januari 2016 pekan lalu, PT PLN Persero menerapkan tarif listrik baru untuk 12 golongan pelanggan. Penurunan tarif listrik tersebut bervariasi dan berbeda untuk setiap golongan.
"Tarif listrik yg mengikuti mekanisme tariff adjustment pada Januari 2016 turun banyak, dibanding tarif listrik Desember 2015," kata Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Benny Marbun.
Penurunan tarif itu dipengaruhi oleh dua hal yaitu, menurunnya nilai kurs November 2015 Rp 13.673 per US$ dibanding Oktober Rp1 3.796 per US$ dan harga ICP November US$ 41,44 per barrel dibanding Oktober US$ 43,68 per barrel.
Benny melanjutkan, penyebab lain penurunan tarif listrik adalah Keberhasilan PLN melakukan efisiensi operasional yang menyebabkan menurunnya Biaya Pokok Penyediaan Listrik (BPP).
"Kontribusi terbesar penurunan tarif listrik Januari 2016 dibanding Desember 2015 adalah keberhasilan PLN melakukan efisiensi operasi," tutup Benny.
Adapun tarif listrik untuk Januari 2016 adalah sebagai berikut:
- Tarif listrik di tegangan rendah (Rumah Tangga, Bisnis skala menengah, Kantor Pemerintah skala menengah), turun dari Rp 1509,38 per kWh menjadi Rp 1409,16 per kWh.
-Tarif listrik di tegangan menengah (Bisnis skala besar, Kantor Pemerintah skala besar, industri skala menengah), turun dari Rp 1104,73 per kWh menjadi Rp 1007,15 per kWh.
- Tarif listrik di tegangan tinggi (Industri skala besar), turun dari Rp 1059,99 per kWh menjadi Rp 970,35 per kWh.
Elpiji ikut turun
Bersamaan dengan penurunan harga BBM, Pertamina juga menurunkan harga elpiji non subsidi pada 5 Januari 2016 ini. Penurunan tersebut dilakukan karena memang faktor pembentuk harga elpiji juga mengalami penurunan.
Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang menjelaskan, harga gas elpiji untuk ukuran 12 kilogram (kg) turun sebesar Rp 5.600 per tabung. Dengan penurunan tersebut maka satu tabung gas elpiji ukuran 12 kg yang semula dihargai Rp 134.600 menjadi Rp 129 ribu per tabung.
Harga tersebut khusus wilayah di luar Jabodetabek. Sedangkan hhusus untuk Jabodetabek, penurunan elpiji 12 kg sebesar Rp 5.600 per tabung.
Di luar Elpiji 12 kg, Pertamina juga menurunkan harga Bright Gas. "Harga untuk Bright Gas dengan ukuran 5,5 kg akan turun Rp 4.500 per tabung, dari harga lama Rp 62.000 per tabung turun menjadi Rp 57.500 per tabung," kata Bambang.
Penurunan harga Elpiji dan Bright Gas tersebut karena harga komponen pembentuk harga gas juga mengalami penurunan.
Harga minyak bumi telah turun tajam, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga terkendali. Di luar itu, angka inflasi juga sesuai yang ditargetkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia.
Bambang melanjutkan,dengan adanya penurunan harga BBM dan juga gas tersebut maka diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat. (Zul/Ndw)