Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi pendapatan negara dari sektor hulu migas sepanjang 2015 mencapai US$ 12,86 miliar.
Angka ini sekitar 85,8 persen dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Begara Perubahan (APBNP) 2015 sebesar US$ 14,99 miliar.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi menjelaskan, tidak tercapainya target tersebut karena penurunan harga minyak dunia dalam satu tahun terakhir.
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, hal tersebut merupakan kondisi global yang tidak menyenangkan bagi SKK Migas dan pelaku industri hulu migas.
"Kita lihat berbagai data harga minyak mentah dunia terus turun. Untuk minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) misalnya, harga turun ke US$ 37,3 per barel. Ini kurang menggembirakan," ungkap Amien di Jakarta, Selasa (5/1/2015).
Amien menambahkan, target lifting migas 2015 pun tidak tercapai. Untuk minyak hanya mencapai 777 ribu barel per hari (bph), atau sekitar hanya 94,2 persen dari target 825 ribu bph.
Sedangkan lifting gas sekitar 6,9 miliar british thermal unit per hari (bbtud) atau sekitar 97,9 persen dari target dari target 7 bbtud.
"Jika disatukan antara minyak dan gas, totalnya hanya 1,9 juta barel setara minyak (boepd) atau 96,5 persen dari target 2 juta boepd," jelas Amien. (Pew/Ndw)