Berlinang Air Mata, Barack Obama Teringat Korban Penembakan Massal

Presiden AS Barack Obama memaparkan langkah yang akan diambil pemerintahannya untuk mengurangi kekerasan senjata di Gedung Putih, Selasa (5/1). Obama menangis mengingat banyaknya anak-anak yang menjadi korban penembakan massal (REUTERS/ Kevin Lamarque)

oleh Arny Christika Putri diperbarui 06 Jan 2016, 09:18 WIB
20160105-Tangis Barack Obama di Gedung Putih-Washington
Presiden AS Barack Obama memaparkan langkah yang akan diambil pemerintahannya untuk mengurangi kekerasan senjata di Gedung Putih, Selasa (5/1). Obama menangis mengingat banyaknya anak-anak yang menjadi korban penembakan massal (REUTERS/ Kevin Lamarque)
Presiden AS Barack Obama memaparkan langkah yang akan diambil pemerintahannya untuk mengurangi kekerasan senjata di Gedung Putih, Selasa (5/1). Obama menangis mengingat banyaknya anak-anak yang menjadi korban penembakan massal (REUTERS/ Kevin Lamarque)
Presiden AS Barack Obama didampingi Wakil Presiden, Joe Biden meneteskan air mata saat memaparkan langkah yang akan diambil pemerintahannya untuk mengurangi kekerasan senjata di Gedung Putih, Selasa (5/1). (REUTERS/ Carlos Barria)
Sambil menyeka air mata, Presiden AS Barack Obama mengingat korban tewas penembakan brutal di SD di Newtown dan memaparkan langkah yang akan diambil pemerintahannya untuk mengurangi kekerasan senjata di Gedung Putih, Selasa (5/1). (REUTERS/Kevin Lamarque)
Ekspresi Presiden AS Barack Obama saat mengingat korban tewas penembakan brutal di SD di Newtown dan memaparkan langkah yang akan diambil pemerintahannya untuk mengurangi kekerasan senjata di Gedung Putih, Selasa (5/1). (REUTERS/Kevin Lamarque)
Sambil menyeka air mata, Presiden AS Barack Obama memaparkan langkah yang akan diambil pemerintahannya untuk mengurangi kekerasan senjata di Gedung Putih, Selasa (5/1). (REUTERS/ Carlos Barria)
Presiden AS Barack Obama memaparkan langkah yang akan diambil pemerintahannya untuk mengurangi kekerasan senjata di Gedung Putih, Selasa (5/1). Obama menangis mengingat banyaknya anak-anak yang menjadi korban penembakan massal (REUTERS/ Kevin Lamarque)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya