Liputan6.com, Jakarta - 70 tahun yang lalu, lebih dari 160 ribu tentara Sekutu menyerbu Pantai Normandy dalam peristiwa invasi akbar yang dikenal sebagai D-Day.
Banyak yang sudah paham kalau peristiwa itu sangat penting kaitannya dengan kemenangan Sekutu di Perang Dunia II, namun mungkin tak banyak orang yang tahu bagaimana cara memberi makan pasukan sebanyak itu.
Advertisement
Stok makanan yang dibawa berperang haruslah ringan, bergizi dan kaya kalori. Dan ternyata, makanan yang sanggup memenuhi semua persayaratan tersebut adalah cokelat batangan Hershey.
Pada tahun 1937, perusahaan cokelat Hershey diminta untuk memproduksi cokelat batangan yang didesain khusus untuk ransum darurat Angkatan Darat Amerika Serikat.
Menurut kepala ahli kimia Hershey, Sam Hinkle, cuma ada 4 persyaratan yang diajukan pemerintah Amerika Serikat: coklat batangan tersebut harus kaya energi, beratnya 4 ons (atau sekitar 113 gram), tahan suhu tinggi dan harus lebih nikmat daripada kentang rebus.
Hasilnya, produk cokelat batang yang dinamai 'D ration bar' atau ransum D, campuran coklat, gula, mentega kakao, susu bubuk skim dan tepung gandum. Adonannya begitu kental dan tak bisa dialirkan melalui peralatan pembuat coklat di pabrik Hershey, sehingga awalnya harus dikemas sendiri dengan tangan.
Dikutip dari History.com, Kamis ( 7/1/2016), soal rasa, kebanyakan orang yang sudah mencobanya sepakat kalau rasanya tak lebih enak dibanding kentang rebus. Kombinasi lemak dan tepung gandum membuat coklat batangan tersebut keras bak batu bata.
Rasa pahit yang ditimbulkan bahan coklat gelapnya juga tak sanggup ditutupi oleh kandungan gulanya. Karena didesain agar tahan suhu tinggi, coklat batangan ini juga nyaris tak tergigit hingga mesti diiris tipis dahulu dengan pisau agar bisa dikunyah. Akibatnya, D ration bar ini pun banyak yang dibuang begitu saja oleh para prajurit yang tak suka rasanya.
Hershey selanjutnya memperkenalkan versi lebih baru yang disebut Tropical Bar, didesain untuk suhu ekstrem Perang Pasifik. Hingga akhir masa peperangan, Hershey telah memproduksi lebih dari 3 miliar cokelat batangan.
Namun cokelat batangan yang sering disebut juga sebagai 'Senjata Rahasia Hitler' ini bukan satu-satunya makanan manis dalam bekal ransum para serdadu pada invasi D-Day tersebut. Permen atau makanan manis adalah cara paling cepat untuk menyuplai tenaga, karena ledakan energi seketika yang dihasilkan oleh kandungan gulanya.
Selain ransum D, para tentara juga memperoleh paket makanan yang disebut sebagai ransum K, yang cukup untuk kebutuhan makanan tiga hari. Ransum K ini lebih ditujukan sebagai makanan pengganti dan bukan camilan tambahan seperti halnya ransum D.
Ransum K ini disediakan lengkap dengan kopi, daging kalengan, keju olahan dan gula berlimpah. Selain itu para tentara juga bisa juga dibekali dengan minuman serbuk jeruk atau lemon, karamel, permen karet. Ransum K, bersama dengan rokok dan gula batu untuk kopi, adalah sumber energi yang amat berharga bagi para pasukan-pasukan ini.