Liputan6.com, Malang - Pemerintah Kota Malang Jawa Timur mendirikan Gembok Cinta ala Paris Prancis. Lokasinya, memanfaatkan sepetak lahan di Taman Median Jalan di Jalan Veteran Kota Malang.
Sebuah frame warna putih dengan simbol love di tengah dan dikelilingi tulisan 'Ngalam I'm in Love' berwarna pink menyala.
Lokasi Gembok Cinta ini sangat strategis, persis di depan sebuah mal dan di kawasan ini banyak berdiri kampus hingga sekolah.
Namun, Pendirian Gembok Cinta ini ternyata tidak sepenuhnya mendapat dukungan dari masyarakat setempat.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Malang, KH Baidlowi Muslich mengatakan, pendirian Gembok Cinta itu tak sesuai dengan karakter Kota Malang sebagai kota pendidikan yang ironisnya pembangunan fasilitas ala budaya barat itu difasilitasi oleh pemerintah.
"Pembangunan itu tak ada manfaatnya, pemerintah justru memfasilitasi budaya yang tak sesuai dengan adat kita," kata Baidlowi dikonfirmasi di Malang, rabu (6/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Seharusnya, pemerintah kota bersama ulama bersinergi membangun karakter masyarakat. Bukan malah mendorong adanya budaya ala barat masuk ke Malang.
Apalagi beberapa saat lalu terjadi preseden buruk yakni beredar foto pasangan muda-mudi ciuman di kawasan Tugu Kota Malang.
"Jika memang tujuan pembangunannya tidak jelas, lebih baik ditinjau lagi. Apalagi sebelumnya ada kejadian memalukan di Tugu," kata Baidlowi.
Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur Purnawan D Negara juga mengkritik pendirian Gembok Cinta di tengah Taman Median Jalan Veteran yang merupakan kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
"Taman Median Jalan itu termasuk kawasan RTH, harus dihindarkan upaya pengurangan luas kawasan dan penutupan vegetasi dengan cara dipaving. Apa yang dilakukan Pemkot ini justru mengurangi RTH," ujar Purnawan.
Padahal, sambung dia, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Malang nomor 3 tahun 2003 tentang Pengelolaan Pertamanan dan Dekorasi Kota dalam pasal 25 ditegaskan bahwa setiap orang maupun lembaga dilarang merusah RTH. Artinya, Pemkot Malang justru melanggar aturannya sendiri.
"Ide membangun Gembok Cinta di Taman Median Jalan itu tidak tepat. Pemkot Malang jangan hanya membangun yang bersifat artifisial semata," ujar Purnawan.
Walikota Malang M Anton membantah monumen yang dibangun melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan itu sebagai Gembok Cinta untuk fasilitas muda-mudi dalam menjalin asmara.
"Anak muda salah memahami maksud dari fasilitas itu. Tujuan sebenarnya adalah sebagai upaya sadar terhadap cinta lingkungan Kota Malang. Saya sendiri kaget saat itu disebut sebagai taman cinta," kata Anton.
Soal tulisan 'Ngalam I'm in Love' itu disebut Anton makna filosofinya adalah mengajak semuanya untuk menjaga dan merawat lingkungan di Kota Malang.
"Saya menolak kalau itu dianggap sebagai memfasilitasi anak muda pacaran," tegas Anton.