Liputan6.com, Jakarta - Dunia menghadapi kejutan tak menyenangkan pada hari ini, Rabu 6 Januari 2016. Korea Utara mengakui, gempa 5,1 skala Richter yang terdeteksi di wilayahnya, adalah dampak dari uji coba bom hidrogen, yang dilakukan pada pukul 10.30 waktu setempat. Menurut pihak Pyongyang, 'itu baru bom kecil'.
Masyarakat Internasional pun bereaksi. Korea Selatan bersiap menghadapi provokasi pihak Utara, Jepang mengaku merasa terancam, Amerika Serikat tak terima, bahkan Tiongkok -- yang merupakan sekutu Korut -- sama sekali tak memberikan restu.
Ketidaksetujuan atas langkah Korut juga disampaikan Indonesia, salah satu negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan negara paling menutup diri di muka Bumi itu.
"Pemerintah Indonesia menyampaikan keprihatinan mendalam atas uji coba bom hidrogen yang dilakukan oleh Republik Demokratik Rakyat Korea pada 6 Januari 2016," demikian pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, yang diterima Liputan6.com pada Rabu (6/1/2016).
Kemlu menegaskan, uji coba tersebut bertentangan dengan Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty (CTBT) dan semangat yang terkandung di dalam perjanjian tersebut, serta merupakan pelanggaran atas kewajiban Korea Utara berdasarkan Resolusi DK PBB 1718 (2006), 1874 (2009), dan 2087 (2013).
Baca Juga
Advertisement
"Indonesia menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati dan mematuhi Resolusi DK PBB yang terkait, menahan diri serta mengedepankan diplomasi dan dialog dalam menciptakan situasi kondusif bagi perdamaian, stabilitas dan pembangunan di kawasan."
Sebelumnya, stasiun televisi Korut KCNA mengumumkan keberhasilan uji coba bom hidrogen yang dilakukan rezim Kim Jong-un.
"Ini adalah uji coba bom hidrogen pertama Korea Utara. Uji coba itu sukses dilakukan pukul 10.00 pada 6 Januari 2016, berdasarkan arahan dari Partai Pekerja," tutur presenter berbalut baju tradisional Korea di TV Nasional KCNA seperti dilansir dari Reuters.
Korut berdalih, upaya menguatkan persenjataan nuklirnya karena selama ini Pyongyang merasa menjadi bulan-bulanan agresi AS.
Uji coba bom hidrogen ini adalah untuk memperlihatkan kepada dunia, sekaligus kepada AS bahwa kami siap melawan agresi AS. Nasib Rakyat Korea tidak perlu dilindungi kekuatan lainnya melainkan oleh kami sendiri," tambah presenter itu.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Korea Selatan mengatakan kekuatan militer negaranya kini dalam kondisi siaga. Pasukannya siap memonitor negara tetangganya itu. Semenanjung Korea pun kembali memanas.