MU Harus Pertimbangkan 3 Hal Ini Jika Ingin Rekrut Mourinho

Van Gaal terus dibombardir berita-berita miring di Inggris menyusul kegagalan MU meraih kemenangan di 8 laga.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 07 Jan 2016, 10:33 WIB
Manajer Chelsea Jose Mourinho dan Manajer Manchester United Louis van Gaal

Liputan6.com, Manchester - Kabar cukup mengejutkan datang dari Spanyol. Tak disangka-sangka Real Madrid begitu cepat memecat pelatih Rafael Benitez setelah dinilai gagal mengangkat performa tim raksasa di negeri matador itu.

Pemecatan pelatih sebenarnya sempat menjadi rumor yang ramai dibicarakan di Inggris. Manajer Manchester United Louis van Gaal posisinya sudah di ujung tanduk juga setelah meraih catatan buruk di musim ini.

Van Gaal terus dibombardir berita-berita miring di Inggris menyusul kegagalan MU meraih kemenangan di 8 laga.
Tapi, Van Gaal mulai merasa tekanan terhadap dirinya diyakini bakal menurun usai kemenangan 2-1 atas Swansea City. Pelatih asal Belanda ini pun yakin jika isu pemecatan terhadap dirinya bakal reda.

Baca Juga

  • 'Ronaldo Merasa Terintimidasi oleh Zidane'
  • Top 3: Nasib Van Gaal di Ujung Tanduk
  • Duel Barca Vs Espanyol Panas, Suarez Kembali Bikin Ulah

Meski begitu bayang-bayang pelengseran Van Gaal terus saja membayangi. Manajemen MU seperti juga petinggi Madrid bisa sewaktu-waktu mencopot Van Gaal jika gagal mengangkat nama besar MU.

Banyak nama yang digadang-gadang bakal mengambil alih pekerjaan Van Gaal. Dan, pelatih yang di daftar teratas calon kuat pelatih anyar MU adalah Jose Mourinho.

Setelah sempat jadi sasaran kebencian bahkan kata-kata kasar dari suporter setia Old Trafford, fans MU kini menilai eks pelatih Porto, Inter Milan dan Madrid itu, bisa jadi penyelamat.

Kendati sudah banyak prestasi yang diraih pria asal Portugal bersama mantan2 klubnya, tentu ada pula sisi kelemahan.

Berikut beberapa faktor yang bisa jadi perimbangan untuk merekrut Mourinho:


Kutukan Musim Ketiga

Eden Hazard mampu mencetak 11 gol dan delapan assist dari 32 penampilannya di Liga Primer Inggris serta Liga Champions.

Pelatih 52 tahun itu telah 15 tahun merintis karir kepelatihan profesionalnya dengan berbagai torehan gemilang di beberapa klub raksasa Eropa.

Namun ada catatan negatif yang kerap terjadi di musim ketiga Mourinho dalam menangani sebuah tim yang cenderung selalu menunjukkan grafik penurunan prestasi.

Contohnya saat bertugas di Madrid dan Chelsea pada musim 2006/2007. Situasi serupa juga terjadi ketika menangani The Blues pada musim 2013/2014. Usai meraih gelar, Chelsea langsung terpuruk musim ini, dan berujung pada pemecatan.

Ini seperti mencerminkan kurangnya sisi konsistensi Mourinho dalam mempertahankan eksistensi tim. Meski tudingan ini tegas-tegas dibantahnya.

Menurutnya, musim ketiga di Chelsea, ia memenangkan Piala FA, Piala Carling dan mencapai semifinal Liga Champions.
"Musim ketiga di Real Madrid, saya memenangkan Piala Super, saya kalah di final Copa del Rey serta masuk semifinal Liga Champions," tegasnya.


Tak Peduli Talenta Muda

Usai mencetak gol ketiga ke gawang Levante, bintang Real Madrid Cristiano Ronaldo disambut pelatihnya Jose Mourinho. Laga Real Madrid vs Levante di pekan ke-22 La Liga berlangsung di Santiago Bernabeu, 12 Februari 2012. Madrid unggul 4-2.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah kurangnya pengembangan talenta-talenta muda berbakat. Mourinho tidak memelihara bakat muda, tak seperti Sir Alex Ferguson atau Arsene Wenger.

Selain Kurt Zouma dan Raphael Varane, sulit untuk melihat siapa pemain muda yang telah dibina Mourinho  menjadi bintang.
Jarang sekali atau tak pernah Mourinho membawa penggawa muda ke tim senior, sehingga mereka bisa menjelma menjadi pemain yang lebih baik.

Musim ini sendiri dengan hasil buruk yang diraih bersama Chelsea, Mourinho sebetulnya begitu leluasa memilih pemain-pemain muda, tapi itu tidak dilakukannya.


Filosofi Permainan

Juan Mata dan Jose Mourinho (BBC.co.uk)

Mourinho juga adalah manajer yang memiliki filosofi permainan tersendiri. Ia menginginkan adanya keseimbangan tim antara menyerang dan bertahan. Karena itulah ia selalu mengedepankan pemain yang sangat kreatif yang memiliki kecepatan dan bertahan sama baik.

Tuduhan bagaimana ia seperti mengakhiri karier pemain seperti Kevin de Bruyne, Kaka, Juan Mata dan beberapa nama lainnya.

Mata, misalnya. Mourinho tak menjadikan Mata pilihan setelah dinilai kurang cocok dengan filosofi permainannya. Mata pun akhirnya dijual Chelsea ke MU pada Januari 2014 lalu.

Mungkin cara itu tidak dibenarkan, tapi begitulah gaya Mourinho untuk memaksakan dirinya di sebuah klub.  Jika pemain tidak mematuhi pendekatannya, itu berarti tak ada tempat bagi dia untuk berkembang  di klub.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya