Liputan6.com, Jakarta Local Government Association (LGA) di Inggris mengatakan setiap pembuat minuman beralkohol harus menerangkan jumlah kalori pada botol atau kalengnya.
LGA menginginkan semua perusahaan minuman beralkohol ikut serta memperingatkan konsumen terhadap pengonsumsian alkohol yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan.
Efek kalori tersembunyi sangat berpengaruh terhadap obesitas, dan saat ini Inggris merupakan negara yang memiliki tingkat obesitas tertinggi di Eropa Barat.
Baca Juga
Advertisement
LGA mengatakan kalori dalam alkohol digolongkan sebagai "kalori kosong", di mana kalori tersebut tidak ada nilai gizi. Selain itu dengan meminum alkohol, jumlah lemak pada tubuh justru dapat mengurangi energi.
Ia juga mengatakan sebesar 4,5% alkohol memiliki 216 kalori dan setara dengan tiga perempat burger, sementara itu pada 40 persen alkohol sama saja dengan 61 kalori atau seperdelapan dari burger.
"Lebih dari 24 jam, meminum lima gelas bir dengan kandungan alkohol 4%, setara seperti memakan lebih dari tiga burger. Sebotol anggur berjumlah 175 ml per gelas, sama dengan lebih dari dua burger", ujar LGA. Dikutip dari laman BBC, Senin (11/01/2016).
Izzi Seccombe dari LGA mengatakan orang-orang yang berlebihan dalam mengkonsumsi alkohol dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti kerusakan hati dan jantung, dan bahkan peningkatan risiko kanker.
Pabrik alkohol harus bertanggung jawab untuk membuat label dengan informasi kandungan yang jelas dan menonjol, sehingga memungkinkan konsumen untuk membuat pilihan tentang apa yang mereka makan dan minum.