Liputan6.com, Shanghai - Perdagangan saham di bursa saham China dihentikan pada Kamis pekan ini usai kembali mengalami tekanan.
Perdagangan saham dihentikan selama 15 menit setelah indeks saham CSI 300 atau indeks saham acuan turun 7,2 persen sebelum perdagangan dihentikan otomatis. Indeks saham Shanghai jatuh 7,32 persen. Sedangkan indeks saham Shenzhen melemah 8,34 persen.
Perdagangan saham tersebut dihentikan jika indeks saham naik atau jatuh lima persen. Bursa saham dihentikan selama 15 menit. Jika bergerak tujuh persen maka perdagangan saham akan ditangguhkan. Ini keduakalinya bursa saham China dihentikan sepanjang 2016 ini lantaran tekanan belum mereda.
Sedangkan yuan melemah 0,6 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan itu terendah dalam lima tahun. Posisi dolar AS berada di 6,5 yuan. Mata uang China ini diperkirakan akan terus melanjutkan pelemahan.
Bank sentral China atau the People's Bank of China telah memotong suku bunga acuan pada Kamis pekan ini. Langkah bank sentral itu memicu kekhawatiran kalau pemerintah mendorong mata uang lebih rendah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
Advertisement
Dengan yuan melemah akan mendukung ekspor China lesu. Namun juga meningkatkan risiko bagi peminjam mata uang asing dan meningkatkan spekulasi kalau ekonomi China itu melambat dari data resmi yang ditunjukkan pemerintah.
Sebelumnya pemerintah China telah sengaja melemahkan mata uang yuan pada Agustus 2015. Hal itu mengguncang pasar global akibat kekhawatiran langkah bank sentral China memicu perang mata uang dan memperburuk tekanan deflasi di negara maju.
"Ini gila. Kepemilikan kami dilikuidasi Kamis pagi ini setelah saham tertekan," ujar Chen Gang, Kepala Riset Heqi Tongyi Asset Management Co seperti dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (7/1/2016).
Sementara itu, Direktur Jingxi Invesment Management Co Wang Zheng mengatakan, depresiasi yuan telah melebihi harapan investor. "Investor semakin ketakutan oleh penurunan yang akan memacu arus modal keluar," tutur Zheng.
Melihat kondisi bursa saham tertekan, bank sentral China pun mengumumkan akan menyuntikkan dana sekitar US$ 10,6 miliar untuk mendukung sektor keuangan. Pada Selasa pekan ini, bank sentral China juga menyuntikkan dana US$ 20 miliar ke pasar saham.
Investor global memiliki kekhawatiran terhadap ekonomi China melambat. Di awal 2016, investor mendapatkan sejumlah data ekonomi China melambat mulai dari data manufaktur dan jasa pada Desember.
Kekhawatiran ekonomi China melambat juga mempengaruhi permintaan minyak. Tren menurun ini memperburuk ekonomi global dan memberikan kekhawatiran di bursa saham. Harga minyak telah jatuh di bawah US$ 34 per barel, level terendah sejak 2008. (Ahm/Igw)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6