Liputan6.com, Cupertino - Untuk pertama kalinya dalam lima bulan terakhir, saham Apple turun hingga di bawah US$ 100 (Rp 1,3 juta) per lembar pada perdagangan di pasar saham Amerika Serikat pada Rabu (6/1/2016) lalu.
Saat itu, saham Apple sempat menyentuh titik rendah di US$ 99,87 per lembar. Sedangkan level terendahnya diketahui terjadi sejak 24 Agustus 2015 lalu, pada saat itu saham perusahaan yang kini dipimpin Tim Cook tersebut menyentuh US$ 92 per lembar.
Terungkap, hal tersebut diduga karena melambatnya proses pengapalan produk iPhone 6s dan 6s Plus.
Menurut yang tim Tekno Liputan6.com kutip dari Reuters, Jumat (8/1/2015), saham Apple diketahui turun sebanyak 2 persen dan berada di posisi US$ 100.7 per lembar. Menurut para analis yang melihat hal tersebut, mereka menduga bahwa penjualan iPhone 6s akan semakin turun pada tahun ini.
Baca Juga
Advertisement
Memang, iPhone menjadi perangkat andalan Apple yang mampu menjadi penyumbang terbesar untuk pendapatan dan laba perusahaan yang berbasis di Cupertino itu. Melambatnya penjualan iPhone bahkan telah menekan saham mereka hingga merosot 20 persen dalam kurun waktu enam bulan terakhir.
Para analis melanjutkan, kondisi melambatnya penjualan perangkat iPhone telah memberikan dampak ke pemasok perangkat Apple di Asia. Sebut saja Foxconn, yang baru saja merencanakan untuk memangkas jam kerja pegawainya.
Foxconn sendiri merupakan perusahaan perakit iPhone dengan jumlah ratusan ribu pegawai. Perusahaan tersebut biasanya memberikan insentif lembur yang sangat tinggi, yakni 3 kali lipat menjelang Tahun Baru China.
(Jek/Cas)