Liputan6.com, Jakarta Insiden diplomatis terjadi ketika Coca Cola hendak mengucapkan selamat tahun baru kepada Rusia.
Perusahaan raksasa minuman ringan itu telah menurunkan sebuah peta dari situs media sosial Rusia 'VK' kemarin, setelah Ukraina mengajukan keluhannya kepada pemerintah Amerika.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir News.com.au, Kamis (7/01/2016), awalnya, peta tersebut membuat geram pihak Rusia karena tidak memiliki bagian Krimea.
Mendapat tekanan dari pengguna 'VK' perusahaan minuman soda itu kembali memperbaiki dan mengunggah petanya di media sosial-- memastikan Krimea terdapat di dalam peta-- dan meminta maaf atas kesalahan yang mereka lakukan.
Negara pemilik wilayah Krimea hingga kini masih menjadi perdebatan. Namun, unggahan terbarunya kini memicu perselisihan dengan Ukraina.
Anggota parlemen dan duta besar negara tersebut meminta warga untuk melakukan boikot, dan Kedutaan Besar Ukraina di Washington DC, telah mengajukan kekesalannya terhadap Coca Cola dan pemerintahan Amerika Serikat.
Pesan melalui Facebook menyatakan,"Kedutaan Besar telah mengajukan keprihatinannya terhadap perusahaan Coca Cola dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, terkait unggahannya yang dilakukan melalui media sosial oleh kantor cabang Coca Cola di Rusia, memuat wilayah Krimea yang diokupasi secara ilegal."
"Kedutaan menekankan bahwa aksi Coca Cola telah melanggar posisi AS yang mengecam okupasi ilegal yang dilakukan Rusia terhadap Krimea, sebuah wilayah, yang akan selalu menjadi bagian dari Ukraina. Kami meminta perusahaan dengan segera memperbaiki kesalahannya."
Insiden ini membuat Coca Cola menghapus unggahannya, yang menjadi solusi terbaik bagi kedua negara. Mereka juga menyatakan perusahaan periklanan telah membuat kesalahan itu.
Dalam sebuah pernyataan, perusahaan Coca Cola mengungkapkan, " Tim Coca Cola Rusia telah mendesain peta Rusia yang dibuat sebagai kampanye Natal.
"Perusahaan periklanan yang membuat peta itu, kemudian membuat perubahan tanpa sepengetahuan dan persetujuan.
"Kami sebagai perusahaan, tak memihak secara politik yang tidak berhubungan dengan usaha kami, dan kami meminta maaf atas unggahan itu, yang sudah kami hapus.