Menangkap Pesona Keindahan Kristal Es

Kristal es yang memiliki pola rumit dan unik menjadi perhatian Douglas Levere, fotografer asal Buffalo.

oleh Indy Keningar diperbarui 08 Jan 2016, 07:00 WIB
Kristal es yang memiliki pola rumit dan unik menjadi perhatian Douglas Levere, fotorafer asal Buffalo.

Liputan6.com, Buffalo - Snowflake--kristal es merupakan air yang membeku dalam gerakan menyebar. Bentuknya mirip pola renda dan bunga mekar membuat kristal es memiliki daya tarik tersendiri, dan seringkali diasosiasikan dengan keindahan.

Tak ada dua kristal es yang memiliki bentuk sama, namun, karena bentuk molekul air, kristal es selalu memiliki enam tangkai.

Dilaporkan NOAA, kristal es terbentuk ketika tetesan air dingin terkena partikel debu atau serbuk sari di udara. Ketika jatuh ke tanah, uap air membeku di bagian inti bakal 'kristal', dan membentuk kristal es.

Pola kristal es yang hampir simetris merefleksikan susunan molekul air. Secara spesifik, temperatur yang menentukan bentuk kristal es, namun tingkat kelembaban air juga menjadi penentu bentuk dasar kristal.

Kristal es terbentuk melalui interaksi air dan partikel debu dan serbuk sari di udara. (foto: Douglas Levere)

Sedangkan, bentuk pola rumit di setiap tangkai kristal es ditentukan oleh kondisi atmosfer. Sebuah kristal bisa saja menumbuhkan tangkai, namun perubahan sedikit pada suhu atau kelembaban menyebabkan kristal es tumbuh.

Mengapa tak ada dua kristal es berbentuk serupa?

Itu karena setiap kristal es jatuh ke tanah dalam pola yang berbeda, sehingga terjadi sedikit perubahan kondisi atmosfer selagi jatuh.

Fotografer asal Buffalo, AS, Douglas Levere ingin membuktikan bahwa setiap kristal es itu unik. Tahun 2006, Levere sedang mencari ide untuk menghias kamar anak bayinya. Ia terinspirasi oleh foto-foto mikroskopik kristal es dari Kenneth G. Libbrecht.

"Saya menyadari, bahwa saya juga bisa mengambilnya sendiri, dan tinggal di tempat yang tepat," ia menuturkan pada Huffington Post.

"Mengapa tidak mencari alasan untuk menanti datangnya musim dingin di kota dengan 'danau salju'?"

"Buffalo sering dijadikan bahan bercandaan mengenai jumlah saljunya yang tak terkira," ucapnya. "Sangat menakjubkan bisa mencari keindahan dibalik tantangan ini."

Tidak ada dua kristal es dengan bentuk sama. (foto: Douglas Levere)

Levere menghabiskan awal-awal karirnya sebagai fotografer komersil dan jurnalis foto di Manhattan. Ia dikenal dengan koleksi "New York Changing: Revisiting Berenice Abbott's New York" (2004, Princeton Architectural Press). Ia dan istrinya pindah ke daerah bersalju itu lebih dari satu dasawarsa lalu.

Minatnya terhadap kristal es membawanya berkarya ke arah baru. Dengan informasi dari Libbrecht yang tersedia di situs snowcrystals.com, Levere menangkap gambar indah kristal es yang merupakan 'badai salju' mikroskopis.

"Sungguh menyenangkan. Saya terkesan setiap menemukan kristal, juga menyaksikan kekaguman dan apresiasi orang-orang melihat gambar cetak besarnya di dinding galeri."

Keindahan kristal es. (foto: Douglas Levere)

Untuk menghemat peralatan, Levere menggunakan mikroskop yang ditempelkan pada kamera dengan tabung ekstensi.

Hasil karyanya pun mendapat perhatian dunia. Koleksi foto-foto kristal es Levere ditampilkan di The New Yorker edisi Januari 2016.

"Dalam foto-fotonya, bagian putih kristal digantikan dengan es yang hampir transparan, dengan pola-pola unik," tulis majalah.

"Beberapa kristalnya geometris, rapi seperti dibentuk dengan mesin. Lainnya mirip dengan bunga mekar yang terbentuk dari es."

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya