Keluarga: Malapraktik Chiropractic, Kami Setuju Allya Diautopsi

Keluarga almarhumah Allya Siska Nadya tak ingin menempuh jalan damai.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 07 Jan 2016, 14:56 WIB
Allya Siska Nadya (sumber foto: facebook Allya Siska Nadya)

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga almarhumah Allya Siska Nadya tak ingin menempuh jalan damai. Mereka menuntut klinik chiropractic di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan bertanggung jawab atas dugaan malapraktik terhadap Allya.

"Kami mau melapor secara pidana, kami nggak mau kekeluargaan, ibu saya merasa kok sebagai hak pasien, adik saya tak dijelaskan secara mendetail mengenai risikonya," kata kakak Allya, Elvira kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (7/1/2016).

"Waktu itu, nggak lama sekitar seminggu saya melapor ke polisi, Polda Metro Jaya," imbuh dia.

Meski telah melapor, namun hingga menginjak 4 bulan sejak meninggallnya Allya, belum ada perkembangan pasti kasus ini.

Kepolisian mengaku kesulitan mengusut kasus tersebut, lantaran keluarga menolak mengautopsi jenazah putri mantan Vice President Communication PT PLN Persero Alfian Helmy Hasjim itu.


Setuju Diautopsi

Keluarga Allya mengaku polisi sempat menawarkan untuk mengautopsi jenazah, dan mereka setuju.

"Sebenarnya kami sudah setuju untuk autopsi. Waktu itu seminggu setelah meninggal, kami sebetulnya sudah bersedia untuk autopsi," tutur wanita yang karib disapa Vira itu.

"Sampai selang 1 bulan, dalam selang waktu itu, polisi menyatakan tak memiliki sumber daya, tenaga forensik perempuan, karena ini (Allya) perempuan," imbuh dia.

Keluarga ingin jenazah Allya diautopsi tapi oleh tenaga forensik perempuan, untuk menghormati adik mereka.

"Kami berusaha menghormati almarhumah. Adik saya sudah cukup disakiti," ujar Vira.

Sementara itu Direktur Reserse Kriminal Umum (Direksrimum) Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengaku terus menyelidiki laporan gugatan itu.

Namun, polisi mengalami kesulitan lantaran pihak keluarga menolak jasad Allya diautopsi. Selain itu, dokter klinik tempat Allya terapi diduga telah meninggalkan Indonesia.

"Keluarga korban tidak setuju apabila kami mengautopsi jasad Allya. Dan dokter yang menangani diduga telah meninggalkan Indonesia," ujar Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (6 Januari 2016).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya