Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah menjalin kerja sama dengan pemerintah Korea Selatan untuk mengembangkan pesawat tempur (fighter) dengan teknologi generasi 4.5. Kerja sama ini dilakukan secara jangka panjang dengan total investasi kedua negara mencapai US$ 8 miliar.
Dalam kerja sama tersebut, Indonesia diwakili oleh PT Dirgantara Indonesia (Persero) dalam pengembangannya. Adapun Korea Selatan mengajak Korea Aerospace Industries (KAI). Proyek ini akan melibatkan APBN di masing-masing negara.
Direktur Utama PT DI, Budi Santoso mengungkapkan, dengan adanya pengembangan ini, Indonesia menjadi negara terdepan dalam hal pengembangan pesawat tempur di kawasan ASEAN.
"Kita tahu yang sedang kembangkan fighter itu China, Jepang saja belum, India juga belum sendiri, kalau Pakistan ambil lisensi dari China," kata Budi saat berbincang dengan wartawan di Gedung Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Sebagai tahap awal, Indonesia dan Korea tengah membuat desain dan prototype jet tempur ini. Tahap awal ini ditargetkan kedua perusahaan akan selesai pada tahun 2019. Baru nantinya tahun 2020 masuk dalam proses produksi.
Baca Juga
Advertisement
Dalam kesepakatan itu, PT DI dan KAI akan memproduksi 200 unit jet tempur, di mana 150 unit akan menjadi hak milik pemerintah Korea Selatan dan 50 unit akan menjadi hak pemerintah Indonesia. Hal ini karena porsi Indonesia dalam pengembangan jet tempur ini hanya 20 persen.
"Sebanyak 50 pesawat itu nanti untuk tiga skuadron. Nanti setelah 200 itu selesai, kita lihat, apakah ada keperluan untuk penambahan atau tidak," tegas Budi.
Pembuatan 200 unit jet tempur itu diperkirakan Budi akan selesai pada tahun 2035-2040. Namun demikian, meski proyek ini bersifat jangka panjang, teknologi yang diterapkan dalam pesawat ini diakui cukup canggih.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT DI, Andi Alisjahbana mengungkapkan, jet tempur yang akan dihasilkan dari kerja sama dua negara ini akan memiliki generasi 4.5. Saat ini beberapa produk jet tempur yang ada di dunia masih generasi 4.
"Sukhoi yang kita miliki, yang katanya paling canggih itu masih generasi 4, fighter yang kita produksi nanti sudah 4.5," kata dia.
Jet tempur ini nantinya akan memiliki tipe semi siluman (stealth) yang ke depannya mampu dikembangkan ke tipe stealth atau jet tempur generasi 5. Di dunia, saat ini baru Amerika Serikat (AS) yang mampu memproduksi jet tempur generasi 5, yaitu jet tempur siluman F-22 dan F-35.
Andi mengungkapkan kerja sama pengembangan ini menjadi hal yang strategis mengingat dalam sebuah negara pertahanan udara adalah kunci utama dalam sebuah negara.
"Negara itu kalau diserang awal dari udara, kalau udara sudah dikuasi itu mau dilawan lewat darat atau laut, itu sudah susah sekali. Jadi kita sangat perlu kebangkan tipe fighter seperti ini untuk jaga wilayah udara kita," kata Andi. (Yas/Gdn)*
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6