Hendrawan PDIP: Reshuffle Kabinet Jilid II Pasti Terjadi

Dia menilai reshuffle merupakan salah satu langkah untuk memperbaiki kinerja Kabinet Kerja ke depan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 07 Jan 2016, 16:31 WIB
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berpose bersama para Menteri didampingi pasangannya masing-masing, Jakarta, Senin (27/10/2014). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Isu reshuffle kabinet Jokowi-JK kembali berhembus. Politikus PDIP Hendrawan Supratikno yakin Presiden Joko Widodo segera merombak kabinetnya. Dia menilai, reshuffle merupakan salah satu langkah untuk memperbaiki kinerja Kabinet Kerja ke depan.

"Akan ada reshuffle, itu pasti. Kan bagian dari manajemen kinerja. Justru kalau tidak ada reshuffle mengherankan, seakan-akan Pak Jokowi dalam melakukan manajemen kinerja tidak reaktif terhadap dinamika masalah publik ini," kata Hendrawan di Jakarta, Kamis (7/1/2016).

Reshuffle, lanjut dia, seharusnya dilakukan pada awal tahun. Perombakan ini juga bisa dilakukan sebelum ada pekerjaan besar, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan.

Menurut dia, PDIP telah memberi sejumlah masukan kepada Jokowi. Salah satunya di sektor ekonomi.

"Masukannya misal, koordinasi yang lebih baik antara Menko Perekonomian, Menkeu dan Gubernur BI. Ada kebijakan yang lahir dari Menko Perekonomian yang tidak kondusif terhadap perbaikan kinerja. Gubernur BI mestinya menurunkan tingkat BI Rate untuk menciptakan kesempatan kerja lebih banyak. Koordinasi ini harus lebih baik," jelas Hendrawan.

Namun, dia menampik PDIP mengusulkan 3 pejabat negara itu masuk dalam pusara reshuffle. Walaupun, ada kekecewaan terhadap kinerja para menteri non-PDIP.

"Bukan begitu, ada catatan yang perlu ditindaklanjuti Jokowi. Karena jatah kami kan cuma Menteri Koperasi, dan posisi menteri lain diisi dari non-PDIP, tapi kok malah seperti ini kinerjanya," ucap Hendrawan.

Terlebih, lanjut dia, reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden. Oleh karena itu, dia menyerahkan waktu dan siapa saja menteri yang akan diganti kepada Jokowi.

"Serahkan kepada Pak Jokowi lah, jangan kita desak-desak nanti dia merasa diintimidasi. Jokowi bukan tipe orang yang ditekan dan didesak, nanti indeks keras kepalanya naik," tutur Hendrawan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya