Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengatakan ada 3 alasan pembelian 18 unit gerbong kereta berkas dari Jepang oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ).
Alasan pertama, kata JK, kualitas gerbong bekas produksi Jepang masih layak pakai.
"Kalau second Jepang itu dia pelihara dengan baik sehingga masih sangat layak dipakai. Jangan berpikir kayak gerbong kereta api KAI yang bekas, yang tidak bisa dipakai lagi. Bedakan itu," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (7/1/2016).
Alasan kedua, dibutuhkan dalam waktu dekat penambahan gerbong. Penambahan ini semata-mata untuk memberikan jasa transportasi bagi masyarakat.
"(Kita) butuh segera dan kalau second itu hanya dibayar ongkos angkutnya. Karena bagi dia seperti itu, policy-nya Jepang," kata dia.
Alasan terakhir, hanya gerbong kereta Jepang yang memiliki spesifikasi serupa dengan yang dimiliki di Indonesia. Lebar rel yang dimiliki sama-sama 1,7 meter, sementara ukuran lebar rel di Eropa melebihi itu.
Baca Juga
Advertisement
Mantan Ketua Umum Golkar itu menyampaikan Indonesia sebenarnya mampu memproduksi sendiri gerbong kereta melalui Industri Kereta Api (Inka). Tapi, hal itu membutuhkan waktu dan biaya. Di sisi lain, Jepang dapat menyediakan dengan cepat dan harga terjangkau.
"Bisa sih bikin. Tapi kan butuh juga waktu dan butuh biaya. Ini lebih murah dan bagus karena aluminium mereka itu. Ya pasti kalau bikin baru pasti mahal. Kan ini boleh dibilang hampir gratis. Kalau hanya bayar ongkos angkut," ucap JK.
KCJ menyelesaikan program pengadaan KRL tahun 2015 lalu sebanyak 120 unit. Tuntasnya pengadaan KRL 2015 ditandai dengan tibanya 18 unit KRL di Pelabuhan Tanjung Priok pada Rabu 6 Januari 2016.
Sejak tahun 2008 hingga saat ini, PT KCJ telah membeli 784 unit KRL. Saat ini seluruh KRL tersebut dioperasikan untuk mengakomodir 887 perjalanan KRL per hari di wilayah Jabodetabek
Kelompok terakhir dari pengadaan KRL tahun 2015 ini menjadi simbol eratnya kerja sama perkereta-apian antara Indonesia dengan Jepang.
Sebelumnya, rangkaian kereta tersebut beroperasi di Jepang dengan dekorasi khusus berupa hasil gambar mewarnai dari anak-anak Jepang. Selanjutnya dekorasi serupa juga akan dipasang saat KRL dari Nambu Line ini mulai beroperasi di Jabodetabek.
18 Unit kereta yang datang hari ini juga akan beroperasi menjadi KRL dengan formasi 12 kereta. Rangkaian 12 kereta tersebut nantinya dapat menambah kapasitas angkut KRL Jabodetabek, sehingga mampu melayani lebih banyak lagi pengguna.
Untuk tahun 2016, PT KCJ menargetkan dapat melayani 285.600.960 pengguna atau tumbuh 10,9% dari realisasi penumpang tahun 2015 sebesar 257.527.772 .