Kronologi Kaburnya 14 Narapidana dari Lapas Abepura Papua

Ke-14 narapidana itu kabur saat jam besuk. Modusnya, berteriak-teriak di meja penjaga.

oleh Katharina Janur diperbarui 08 Jan 2016, 12:41 WIB
Suasana penangkapan kembali tahanan yang kabur. Penangkapan dilakukan pada lokasi berbeda. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jayapura - Sebanyak 14 warga binaan Lapas Klas IIA Abepura, Papua melarikan diri dari pintu utama. Mereka kabur saat jam berkunjung pukul 12.00 siang tadi.

Kalapas Abepura Bagus Kurniawan menyebut, saat mereka kabur petugas yang berjaga di pos penjagaan utama hanya berjumlah 6 orang. Terdiri dari 2 laki-laki dan 4 wanita.

Bagus menceritakan, saat jam besuk berlangsung, 3 orang warga binaan mendatangi ruang bidang pembinaan dan berpura-pura mengurus persyaratan pembebasan. Saat itu, 2 di antara warga binaan langsung berteriak-teriak di meja penjagaan yang kebetulan adalah wanita.


"Di saat warga binaan itu berteriak-teriak dan memukul meja penjagaan beberapa kali, langsung belasan warga binaan lainnya lari dari bawah dan menyerang 2 petugas kami yang berjaga di bawah," jelas Bagus di Jayapura, Jumat (8/1/2016).

Banyaknya warga binaan yang keluar membuat petugas tak bisa membendung mereka. "Serangan mereka sporadis," ujar Bagus.

Tak hanya itu, petugas yang berjaga juga diancam oleh belasan narapidana. Pintu utama saat itu sedang terbuka karena banyak keluarga yang membesuk narapidana.

Dari 14 warga binaan yang kabur, di antaranya adalah Kartu Kuning, seorang napi yang menyerang Polsek Pirime pada 2012. Kemudian, Rambo Telenggen yang menjual puluhan amunisi ke kelompok sipil bersenjata di Wamena pada pertengahan 2015.

"Sisa warga binaan yang melarikan diri adalah pelaku kriminal murni," ujar Bagus.*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya