Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang menyasar Rusia sebagai salah negara tujuan ekspor perikanan dan hasil laut. Hal ini dinilai bakal menguntungkan karena hubungan antara Indonesia dan Rusia sedang baik.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Nilanto Perbowo mengatakan, hal itu ditambah dengan posisi Rusia yang sedang didera konflik. Dia mengatakan, saat ini Rusia berupaya mencukupi sendiri kebutuhan pangannya karena sedang diembargo.
Pihaknya meyakini, dengan kondisi yang diembargo, Rusia membutuhkan pasokan pangan dari negara lain tak terkecuali Indonesia. "Rusia intinya pasar yang besar. Kan sedang diembargo negara tetangganya, Rusia membalas, sehingga mereka memenuhi kebutuhan semua sendiri, swasembada, ini peluang. Rusia lagi dekat dengan kita. Ekonomi lagi bagus. Ini yang kita tangkap," kata dia, Jakarta, Jumat (8/1/2015).
Baca Juga
Advertisement
Dia mengatakan, beberapa komoditas yang memiliki peluang besar antara lain Tuna, Tongkol, Cakalang (TTC), fish oil, dan udang. "Ini yang ingin kita bicarakan dengan mereka," imbuhnya.
Sebagai tambahan, Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pujiastuti kini ditunjuk sebagau Menteri penghubung antara RI dan Rusia. Susi mengatakan, Indonesia memiliki banyak peluang yang didapat dengan kerjasama Rusia. Di sektor wisata, RI punya peluang mendatangkan turis dari Rusia.
Di sektor maritim, Susi akan meningkatkan ekspor ikan ke Rusia. Di sisi lain juga mendatangkan investor Rusia ke Indonesia untuk menggarap hilirisasi perikanan. "Saya ingin undang perusahaan Rusia untuk datang ke Indonesia. Ikan juga banyak sekali. Mungkin ada perusahaan yang mau bikin pabrik pengolahan," tandas dia.
Sebelumnya, Nilanto juga mengungkapkan bahwa Kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memberantas kegiatan pencurian ikan (ilegal unreported unregulated fishing/IUU fishing) telah berbuah manis. Hal tersebut terlihat dari peningkatan yang signifikan angka ekspor komoditas tuna, tongkol, cakalang (TTC) ke Amerika Serikat (AS).
Untuk periode Januari sampai September 2015, realisasi ekspor tuna, tongkol dan cakalang naik 26,7 persen. "Berdasarkan data UN Comtrade periode Januari-September 2015, impor TTC USA dari Indonesia, volume 16,1 ribu ton (naik 26,7 persen). Nilai US$ 127,4 juta atau naik 31,5 persen dibanding periode yg sama 2014," kata dia.
Sebaliknya, negara tetangga yang turut mengekspor TTC justru mengalami penurunan volumenya. Sebut, saja Thailand mengalami penurunan volume sebanyak 13,4 persen menjadi 70,7 ribu ton dibanding periode sama tahun sebelumnya. Nilai ekspornya turun 13,6 persen menjadi US$ 313,5 juta. (Amd/Gdn)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6